JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Pemerintah Prefektur Fukuoka, Jepang berupaya menjajaki temu bisnis antara pelaku industri kedua negara khususnya di sektor agro.
Hal itu dilakukan untuk menjalin kemitraan sekaligus guna menarik investasi dan mendongkrak ekspor.
Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto, mengatakan, pada tahun 2017, Pemerintah Prefektur Fukuoka, Jepang menyatakan salah satu negara sasaran untuk program ke depannya adalah Indonesia dengan fokus di sektor agribisnis dari hulu sampai hilir.
Panggah menyampaikan, Pemerintah Prefektur Fukuoka telah menjalankan Asia Business Delegation Program sejak tahun 2014.
Baca juga: Krisis Tenaga Kerja, Usia Pensiun di Jepang Jadi 70 Tahun
"Program ini bertujuan untuk melakukan temu bisnis dan pertukaran informasi dengan pemerintah negara-negara di Asia," terang Panggah melalui keterangan resmi, Kamis (22/2/2018).
Pada acara Business Matching kali ini, Kemenperin mengundang sejumlah pelaku industri agro Indonesia untuk mempromosikan produk-produk unggulannya.
Mulai dari produk olahan rumput laut, kakao, teh, kopi, singkong, madu hutan, serta bahan makanan baik organik dan non organik.
"Selain itu menampilkan pula produk makanan hasil sektor industri kecil dan menengah (IKM)," sebutnya.
Kemenperin mencatat, industri makanan dan minuman (mamin) memberikan kontribusi sebesar 34,33 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas nasional pada tahun 2017.
Sementara itu, ekspor industri makanan dan minuman nasional ke Jepang tercatat sebesar 800 juta dollar AS pada tahun 2017. Angka nilai ekspor tersebut tanpa mengikutsertakan CPO senilai 212 juta dollar AS.
"Sedangkan, nilai impor produk makanan dan minuman Jepang ke Indonesia sekitar 35 juta dollar AS, sehingga kita masih surplus," kata Panggah.
Adapun beberapa produk industri agro nasional yang berpotensi menembus pasar Jepang, antara lain produk olahan rumput laut, ikan, kopi, cokelat, singkong dan rempah-rempah.
"Ini yang perlu kita kembangkan untuk ekspor ke sana, karena belum terlalu banyak. Kami juga mendorong pelaku IKM kita bisa terlibat," ujar dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.