Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelemahan Rupiah Disebabkan Sentimen dari AS

Kompas.com - 28/02/2018, 15:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah melemah cukup dalam pada hari ini, Rabu (28/2/2018).

Hingga pukul 14.45, rupiah berada pada posisi Rp 13.721 per dollar AS dan pada pembukaan perdagangan, rupiah berada pada level Rp 13.722 per dollar AS.

Sementara itu, pada penutupan perdagangan sehari sebelumnya, nilai tukat rupiah berada pada level Rp 13.679 per dollar AS.

Kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada sore ini menunjukkan nilai tukar rupiah berada pada level Rp 13.707 per dollar AS.

Baca juga : Rupiah Melemah Terus, Apa Kata Sri Mulyani?

Pelemahan nilai tukar rupiah pada hari ini disebabkan adanya sentimen dari eksternal, yakni faktor AS.

VP Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede menjelaskan, pernyataan Pimpinan bank sentral AS Federal Reserve Jerome Powell di hadapan Kongres cenderung hawkish atau agresif.

Menurut Powell dalam asesmennya, kondisi ekonomi AS terus membaik sejak akhir tahun 2017.

Optimisme ini juga diperkuat ekspektasi pertumbuhan ekonomi AS yang meningkat pada tahun 2018 ini, ekspektasi inflasi juga meningkat, serta mengetatnya sektor tenaga kerja yang membuat The Fed diperkirakan bakal menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) sebesar 75 hingga 100 basis poin.

Baca juga : Makin Melemah, Rupiah Diperdagangkan di Rp 13.700 per Dollar AS

Pernyataan Powell disambut pasar dengan probabilitas kenaikan suku bunga AS yang kedua dan ketiga tahun naik menjadi masing-masing 80 dan 70 persen.

"Ekspektasi pasar tersebut mendorong sentimen risk off di pasar keuangan global yang mendorong koreksi di pasar saham AS serta mendorong kenaikan US Treasury yield (imbal hasil obligasi pemerintah AS) yang mendekati level 2,9 persen yang pada akhirnya mendorong penguatan dollar index," kata Josua ketika dihubungi Kompas.com.

Josua menjelaskan, penguatan indeks dollar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS tersebut mendorong pelemahan nilai tukar rupiah di atas Rp 13.700 per dollar AS. Sebab, pada hari ini telah terjadi pula aksi jual di pasar Surat Utang Negara (SUN).

Dalam testimoninya di hadapan Kongres, Powell menyatakan kondisi ekonomi AS secara umum dalam kondisi baik. Powell pun mengisyaratkan kenaikan suku bunga acuan AS secara bertahap.

Tujuanya adalah untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, sekaligus mengerek inflasi menuju sasaran target 2 persen yang telah dipatok The Fed.

Kompas TV Bank Indonesia menilai pelemahan nilai rupiah saat ini lebih didorong oleh faktor eksternal dibanding dalam negeri.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com