Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kredit Perbankan Bisa Dukung Pertumbuhan Ekonomi RI 7 Persen

Kompas.com - 05/03/2018, 11:41 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengungkapkan, perbankan Indonesia memiliki modal dan dalam kondisi yang baik. Ini tercermin dari kuatnya rasio kecukupan modal (CAR) dan rendahnya rasio kredit bermasalah (NPL).

Rasio CAR perbankan saat ini boleh dikatakan tinggi, yakni 23,6 persen. Sementara itu, rasio kredit bermasalah pun semakin rendah, yakni di bawah 3 persen.

Wimboh mengungkapkan, uang yang dimiliki perbankan pun dalam kondisi kelebihan yang cukup besar. Dana tersebut antara lain disimpan di Bank Indonesia (BI).

Dengan kondisi tersebut, Wimboh menyatakan kredit perbankan sangat cukup untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia melampaui capaian pada tahun 2017 lalu, yakni 5,07 persen. Bahkan, Wimboh meyakini kredit perbankan cukup untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen.

Baca juga : Kondisi Mendukung, Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh Pesat Tahun Ini

"Pernah kami hitung, kredit perbankan bisa mendukung pertumbuhan (ekonomi) 7 persen karena modalnya kuat dan likuiditas cukup," ungkap Wimboh saat memberikan paparan pada acara Hari Jadi RSM Indonesia di Jakarta, Senin (5/3/2018).

Meskipun demikian, hal ini perlu pula didukung oleh optimisme dunia usaha. Sebab, apabila dunia usaha tidak melakukan ekspansi, maka permintaan kredit tidak akan menggeliat.

"Kemarin kernapa NPL meningkat, karena faktor harga komoditi drop (turun) drastis. Di tahun 2015 pengusaha kita sedikit demam, 2017 mulai bangkit dan 2018 harusnya lebih bagus," ujar Wimboh.

Ia pun menjelaskan, pada tahun 2017, pertumbuhan kredit perbankan mencapai kisaran 8,3 persen. Hal ini bukan disebabkan perbankan yang malas dalam menyalurkan kredit.

Baca juga : Darmin: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Harus Andalkan Investasi

Perlambatan pertumbuhan kredit tersebut disebabkan ada sejumlah nasabah yang terpaksa harus dihapus buku (write off) kreditnya. Tujuannya adalah agar rasio NPL tetap kredibel di bawah 3 persen.

"Write off dalam segmen tertentu tidak bisa menutup jumlah kredit yang diberikan," jelas Wimboh.

Kompas TV Mengawal Rupiah di Tahun Politik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com