Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diragukan DPR, Pansel Jelaskan Proses Seleksi di KPPU

Kompas.com - 05/03/2018, 14:15 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Panitia Seleksi (Pansel) calon anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) 2017-2022 memastikan proses seleksi yang mereka lakukan sudah dijalankan dengan baik, profesional, dan sesuai ketentuan yang berlaku.

Hal ini diungkapkan untuk menjawab keraguan anggota Komisi VI DPR RI terhadap tahapan seleksi calon anggota KPPU oleh Pansel.

"Proses seleksi bisa dipertanggung jawabkan kepada Presiden dan publik," kata Ketua Pansel KPPU Hendri Saparini saat menggelar konferensi pers di gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Senin (5/3/2018).

Hendri menjelaskan, Pansel sudah bekerja sejak dibentuk melalui Keputusan Presiden Nomor 96/P Tahun 2017 pada 8 Agustus 2017 lalu, di mana masa pendaftaran dibuka dari 16 Agustus sampai 11 September 2017.

Baca juga : Panitia Seleksi Jamin Proses Penjaringan Calon Komisioner KPPU Profesional

Belakangan, pendaftaran calon anggota KPPU diperpanjang dari 15 sampai 22 September 2017 lalu. Dari perpanjangan tersebut didapati jumlah pelamar sebanyak 249 orang.

Tahapan seleksi dimulai dengan seleksi administrasi, di mana dari jumlah yang melamar disaring menjadi 225 orang yang lolos. Kemudian dilaksanakan tes tertulis, menyisihkan 72 orang yang dinyatakan lulus tes ini.

"Untuk menjaga obyektifitas dalam penilaian, Pansel melakukan penilaian dengan metode setiap jawaban dikoreksi dua kali oleh tim penilai yang berbeda, soal jawaban diperiksa dengan anonim, kemudian nilai dari dua tim penilai digabungkan lalu dibuat ranking," tutur Hendri.

Baca juga : Masa Jabatan Komisioner Diperpanjang, KPPU Kembali Aktif Per Hari Ini

Selanjutnya, dilakukan uji kompetensi yang melibatkan konsultan independen. Uji kompetensi yang dimaksud termasuk uji psikologi, dengan memberikan kasus tertentu dan menilai bagaimana para kandidat berusaha mencari solusi dari masalah yang diajukan Pansel.

Tahapan uji kompetensi menyisakan 26 calon anggota KPPU yang langsung menjalani seleksi penelusuran rekam jejak. Hendri mengungkapkan, Pansel turut minta bantuan kepada masyarakat, Polri, PPATK, KPK, Kejaksaan Agung, sampai BIN untuk memberi masukan.

Setelahnya, ada tes kesehatan, wawancara terbuka, sampai penentuan hasil akhir. Pansel pada 11 November 2017 pun menetapkan 18 calon anggota KPPU yang diserahkan ke Presiden Joko Widodo untuk ditinjau.

Presiden Jokowi menyetujui ke-18 calon tersebut, lalu para calon diserahkan ke DPR RI untuk dilakukan fit and proper test. Namun, belakangan DPR enggan menjalankan fit and proper test karena menilai banyak kejanggalan dari tahapan seleksi yang ditempuh anggota Pansel.

Baca juga : Pemerintah Diminta Segera Bersikap atas Kekosongan Komisioner KPPU

"Pekerjaan kami sudah selesai, dan semestinya itu sudah sekian bulan yang lalu anggota komisi yang baru sudah terpilih," ujar Hendri.

Kompas TV Kenaikan harga garam menarik perhatian Komisi Pengawas Persaingan Usaha alias KPPU.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com