Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Identitas Digital versus Identitas Konvensional

Kompas.com - 05/03/2018, 16:00 WIB
Aprillia Ika

Editor

Sumber AFTECH

KOMPAS.com - Identitas digital merupakan instrumen yang digunakan untuk membuktikan eksistensi seseorang di dunia digital.

Identitas digital dapat berupa alamat email atau nomor telepon sebagai syarat mendaftar ke suatu layanan online. Belakangan, identitas digital dapat berupa akun media sosial.

Namun demikian dalam layanan keuangan, alamat email, nomor telepon, atau akun media sosial tidaklah cukup, karena siapa pun dapat memberikan alamat email atau nomor telepon palsu.

Bagaimana membuktikan bahwa identitas seseorang memang benar?

Tantangan yang Dihadapi

Salah satu tantangan utama dari inklusi keuangan adalah verifikasi calon nasabah, khususnya di level mikro. Padahal, layanan keuangan termasuk teknologi finansial (tekfin) perlu melakukan analisa risiko untuk memastikan kredibilitas calon nasabah.

Baca juga : Merintis Startup Harus Perhatikan Identitas Digital

Studi Asosiasi FinTech Indonesia tahun 2017 menunjukkan bahwa 62,3 persen dari anggota menilai verifikasi calon nasabah (customer onboarding) sebagai kendala nomor satu dalam pemberian layanan keuangan secara digital.

Sebut saja Ibu Ayu, seorang pedagang jamu di Wonogiri. Jika ia berniat untuk mendaftar sebagai pedagang (merchant) yang dapat menerima pembayaran secara online atau mendapat kredit dari lembaga keuangan, maka profil dan aktivitas usahanya (merchant assessment) harus dianalisis oleh bank atau penyedia layanan tekfin.

Bagaimana membuktikan bahwa Ibu Ayu memang seorang yang benar ada dan bukan ‘akun palsu’ yang diciptakan oleh penipu? Bagaimana memastikan bahwa usaha Ibu Ayu bukan ‘kedok’ dari aktivitas pidana seperti terorisme atau pencucian uang?

Baca juga : Kasus Pemalsuan Identitas untuk Kredit CRV, Ini Kata OJK

Lembaga keuangan perlu menerapkan prinsip KYC (Know-Your-Customer) atau mengenali nasabah, yang merupakan prinsip yang diterapkan lembaga keuangan untuk mengetahui identitas nasabah dan memantau kegiatan keuangannya, termasuk untuk mengantisipasi transaksi yang mencurigakan.

Semua analisis risiko ini akan jauh lebih mudah, murah dan cepat apabila Ibu Ayu memiliki identitas digital yang dapat digunakan untuk merepresentasikan identitasnya di dunia maya.

Praktik Lama :
KTP dan Verifikasi Identitas Secara Tatap Muka

Cara paling sederhana yang dapat digunakan untuk mengenali seseorang adalah meminta orang tersebut menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Melalui KTP, pemberi layanan keuangan dapat memeriksa apakah calon nasabah memang sesuai dengan data yang diakuinya, wajahnya sesuai dengan foto dan alamatnya tidak palsu.

Apabila terdapat perbedaan, maka verifikator wajib mendalami identitas seseorang tersebut. Semua proses ini dilakukan melalui tatap muka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com