Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor Domestik Bakal Topang Rupiah

Kompas.com - 05/03/2018, 17:37 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -  UBS AG meyakini nilai tukar rupiah berpotensi besar untuk menguat pada tahun ini. Meskipun demikian, UBS tak menyebut secara pasti kapan penguatan tersebut akan terjadi.

Pekan lalu, nilai tukar rupiah sempat melemah cukup signifikan terhadap dollar AS. Bahkan, nilai tukar rupiah sempat menyentuh kisaran level Rp 13.700 kemudian bergerak ke Rp 13.800 per dollar AS.

Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut disebabkan sentimen eksternal pasca testimoni yang disampaikan Gubernur bank sentral AS Federal Reserve Jerome Powell mengenai prospek perekonomian AS yang membaik. Selain itu, Powell juga mengisyaratkan kenaikan suku bunga acuan Fed Fund Rate secara gradual sepanjang tahun ini.

Edward Teather, Senior ASEAN Economist UBS Investment Bank menuturkan, pada tahun 2000-an, nilai tukar rupiah berada pada kisaran Rp 8.000 hingga Rp 9.000 per dollar AS. Tentu wajar bila banyak pihak yang terkejut nilai tukar rupiah dengan cepat bergerak melemah hingga ke level Rp 13.700 per dollar AS seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.

Baca juga: Bank-bank Besar Dinilai Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

"Ada beberapa alasan untuk tidak mengekspektasikan penurunan rupiah secara dalam," kata Teather di Jakarta, Senin (5/3/2018).

Teather menuturkan, saat ini kondisi perekonomian global cenderung sehat, sehingga ia tidak mengekspektasikan Indonesia berada dalam kondisi sebaliknya. Selain itu, nilai tukar dollar AS pun diprediksi melemah secara bertahap, salah satunya karena kebijakan fiskal pemerintahan Presiden Donald Trump.

"Lemahnya dollar AS akan secara bertahap memulihkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS," ujar dia.

Di samping itu, Indonesia pun berada dalam inflasi yang stabil dan rendah. Defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) juga relatif terjaga dalam kondisi rendah.

Teather pun mengungkapkan, pasokan rupiah di sistem perbankan nasional masih cenderung besar. Sehingga, pihaknya memproyeksikan nilai tukar rupiah akan berada pada kisaran Rp 13.000 per dollar AS pada tahun ini.

"Nilai tukar rupiah melemah karena perkembangan internasional. Defisit transaksi berjalan Indonesia relatif rendah dan pemerintah mengelola fiskal dengan baik," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com