Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Tahir Borong Saham, Ini Kata Sentul City

Kompas.com - 06/03/2018, 15:39 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber KONTAN

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga Tahir masuk sebagai  investor PT Sentul City Tbk (BKSL). Jonathan Tahir membeli 3,35 miliar saham awal Februari 2018 lalu, dengan harga crossing per saham Rp 350 atau di atas harga pasar. Total dana pembelian itu mencapai Rp 1,17 triliun. 

Jonathan Tahir merupakan Komisaris Utama PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ), yaitu perusahaan rumah sakit milik Mayapada Group. Ia adalah putra Dato Sri Tahir, pemilik dan pendiri Mayapada Group.

Per 31 Januari 2018, kepemilikan saham emiten BKSL di Bursa Efek Indonesia antara lain PT Sakti Generasi Perdana sebesar 42,55 persen, Stella Isabella Djohan sebesar 20,34 persen, Jonathan Tahir 6,07 persen, dan publik sebesar 31,02 persen.

Bayu Irsan Prabowo, Hubungan Investor BKSL mengatakan, masuknya keluarga Tahir hanya untuk memperkuat relasi keluarga di antara kedua keluarga perusahaan dan tidak ada motif untuk mengendalikan.

Baca juga: Bos Mayapada Borong Saham Sentul, Haruskah Investor Ritel Ikut Beli?

"Pak Tahir hanya sebagai investor. Terkait rencana pengembangan (pascamasuknya keluarga Tahir), belum ada yang solid hingga saat ini," kata Bayu seperti dikutip Kontan, Jumat (2/3/2018).

Sebelum Jonathan Tahir  menjadi pemegang saham BKSL, Mayapada Group lewat PT Karya Bintang Gemilang sudah masuk ke kawasan Sentul City dengan mengembangkan township Sentul Alana tahun 2016. 

Karya Bintang Gemilang mengembangkan lahan seluas 30 hektar (ha) untuk tahap pertama, dari total rencana pengembangan 110 ha. Di Sentul Alaya, telah dipasarkan klaster-klaster rumah tapak seperti Allegro dan Grandioso.

Meski BKSL belum memiliki rencana pengembangan proyek anyar setelah kehadiran Jonathan Tahir, manajemen sebelumnya telah memperhitungkan ke dalam target kinerja tahun 2018. Tahun ini, Sentu City menargetkan marketing sales sekitar Rp 1,5 triliun. Tapi pendapatan dan laba bersih dipatok jauh lebih tinggi.

BKSL mengincar pendapatan Rp 3,2 triliun atau tumbuh 113,3 persen dibandingkan target tahun 2017 yang mencapai Rp 1,5 triliun. Sementara laba dipatok Rp 1 triliun, jauh lebih tinggi ketimbang target 2017 sebesar Rp 330 miliar.

Presiden Direktur PT Sentul City Tbk Keith Steven Muljadi beberapa waktu lalu mengaku, memasang target pendapatan dan laba cukup tinggi karena akan ada transaksi sangat besar. Transaksi yang sudah mundur sejak lama dan diproyeksikan bisa segera diperoleh.

Sedangkan target marketing sales BKSL tahun ini akan lebih banyak ditopang oleh proyek-proyek high rise bulding yang sedang berjalan dengan kontribusi sekitar 58 persen. Sedangkan landed house diproyeksikan berkontribusi 23 persen dan penjualan tanah kaveling sebesar 19 persen.

BKSL masih akan fokus mengembangkan proyek central business district (CBD) di Sentul City untuk proyek high rise. Di proyek dengan luas lahan 7,8 ha ini akan dibangun Aeon Mall, empat  menara apartemen, satu tower perkantoran dan satu tower hotel.

Pembangunan Aeon Mall sudah memasuki topping off pada akhir bulan Januari 2018 lalu,  dan ditargetkan akan beroperasi pada pertengahan tahun ini. Apartemen sudah dipasarkan satu tower bertajuk Saffron dan  penjualannya sudah mencapai 60%.

Sementara tiga tower lagi  bakal dikerjasamakan dengan Sumitomo Corporation dan mulai dipasarkan tahun ini juga. Adapun perkantoran yang akan dibangun nantinya akan memiliki grade A. Sedangkan hotel akan dibangun 330 kamar. Dari total kamal tersebut, sebanyak  80 kamar akan berstandar bintang lima dan 250 kamar lagi akan mengusung konsep bintang empat.   (Dina Mirayanti Hutauruk)

Berita ini sudah tayang di Kontan.co.di dengan judul Keluarga Tahir masuk, Sentul City andalkan proyek lama

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber KONTAN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com