Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Impor, Kemitraan Peternak Sapi Perah dan Industri Susu Ditingkatkan

Kompas.com - 07/03/2018, 09:30 WIB
Pramdia Arhando Julianto,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Peridustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, pengembangan peternakan sapi perah melalui program kemitraan dapat mengurangi ketergantungan bahan baku susu impor sehingga menghemat devisa. 

"Upaya ini dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi nasional dengan menggerakkan sektor-sektor strategis domestik," ujarnya melalui keterangan resmi, Rabu (7/3/2018).

Menurutnya, dari segi off-farm, terdapat lebih dari 60 industri pengolahan susu yang beroperasi di Indonesia.

Namun saat ini ada 14 perusahaan yang telah bermitra dengan peternak sapi dalam negeri dan akan terus ditingkatkan.

Baca juga : Program Kemitraan Berhasil Tingkatkan Produksi Susu Peternak Sapi

Dia menjelaskan, saat ini pasokan bahan baku susu segar dari para peternak sapi perah lokal hanya mampu mencukupi 852.000 ton per tahun atau sekitar 23 persen, sedangkan kebutuhan bahan baku susu segar untuk industri pengolahan susu dalam negeri sebesar 3,7 juta ton pada tahun 2016.

"Karena bahan bakunya belum bisa dipasok dari domestik, sisanya masih diimpor dalam bentuk skim milk powder, anhydrous milk fat, dan butter milk powder dari berbagai negara seperti Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Uni Eropa," kata Menperin.

Dengan demikian, Airlangga menilai, masih banyak ruang bagi pelaku usaha yang ingin berinvestasi untuk memperdalam struktur industri pengolahan susu di Indonesia.

Adapun, dalam mengatasi kondisi tersebut, Menperin mengatakan, pihaknya terus mendorong industri pengolahan susu di dalam negeri untuk semakin meningkatkan komitmen investasinya.

Kemenperin telah mengusulkan pemberian insentif fiskal bagi sektor-sektor industri yang menyerap banyak tenaga kerja sehingga akan berkontribusi dalam menumbuhkan sektor manufaktur dan perekonomian nasional.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com