Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Durian Runtuh" Perekonomian Bali Jelang Akhir Tahun 2018

Kompas.com - 07/03/2018, 12:15 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perekonomian di Bali dan sekitarnya seakan mendapatkan durian runtuh atau keuntungan besar pada pertengahan hingga akhir tahun 2018 mendatang. Keuntungan itu sebagai dampak dari perhelatan pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan Grup Bank Dunia yang akan dilaksanakan bulan Oktober 2018.

Chairman Bali Hotels Association Ricky Putra mengungkapkan, dari sisi pengusaha hotel, ada tiga fase dampak positif yang akan mereka terima karena pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia digelar di Bali. Tiga fase tersebut adalah pre-event, the event, dan after the event.

"Fase pre-event itu, biasanya wisatawan yang datang untuk summer holidays pada Oktober, akan datang lebih awal karena hotel sudah full booked bulan Oktober itu," kata Ricky saat dihubungi pada Rabu (7/3/2018).

Baca juga : Selama IMF-World Bank Annual Meeting, Uang Berputar Diprediksi Capai Rp 5,7 Triliun

Dengan begitu, Ricky memprediksi wisatawan domestik maupun mancanegara akan datang untuk liburan pada bulan Agustus hingga September. Pelaksanaan agenda tahunan IMF-Grup Bank Dunia nantinya terpusat di Nusa Dua, Kabupaten Badung, sehingga hotel di sana dan sekitarnya akan penuh disewa untuk delegasi dan rombongan perwakilan dari ratusan negara.

Fase berikutnya adalah saat event berlangsung. Ricky menjelaskan, baik hotel yang dia kelola maupun hotel lain sudah dipesan sejak setahun yang lalu dalam rangka agenda tahunan IMF-Grup Bank Dunia.

"Hotel saya sendiri sudah dari tahun lalu di buy out oleh Citibank. Buy out itu bukan dalam seminggu dua minggu, tapi sudah sejak tahun lalu mereka melihat dan booking hotel-hotel ini," tutur Ricky.

Meski sudah dari waktu yang lama dipesan, Ricky memastikan manajemen hotel yang tergabung di asosiasi tidak menaikkan rate mereka. Rate atau tarif hotel untuk pelaksanaan agenda tersebut mengacu pada rate saat pemesanan berlangsung, yaitu tahun lalu.

Baca juga : Dampak Annual Meeting IMF-Bank Dunia Bagi Ekonomi Bali Menurut Lagarde

Pengelola hotel, terlebih yang akan dipakai oleh delegasi dan panitia, harus bekerja ekstra karena ada sejumlah permintaan dari anggota dan tamu IMF-Grup Bank Dunia. Permintaan yang dimaksud salah satunya memodifikasi kamar hotel menjadi sekaligus ruang kerja atau tempat rapat.

Lalu untuk fase ketiga, yakni setelah event, adalah perkiraan bahwa belasan ribu delegasi dan rombongannya akan menetap beberapa hari untuk liburan. Dalam hal ini, liburan tidak hanya dipusatkan di Bali, namun juga di tempat-tempat lain yang jadi destinasi wisata favorit.

"Bukan saja di Bali, kan ada paket juga yang sudah di-arrange di tiga sampai empat tempat, seperti Lombok, Labuan Bajo, Raja Ampat, paket-paket pariwisata untuk mereka," ujar Ricky.

Bisnis dari sektor pariwisata merupakan faktor utama yang mendorong tingkat perekonomian di Bali. Hal itu nampak dari kuartal IV 2017 lalu, di mana pariwisata Bali terganggu oleh peristiwa erupsi Gunung Agung hingga pertumbuhan ekonominya hanya 4,01 ketika biasanya bisa melebihi angka 6 persen untuk periode yang sama.

Kompas TV Presiden Joko Widodo mengajak blusukan bos Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde ke Pasar Tanah Abang dan Rumah Sakit Pusat Pertamina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com