Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Pertanian Tidak Merata Penyebab Swasembada Sulit Terwujud

Kompas.com - 08/03/2018, 13:31 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai ada beberapa hal yang jadi penghambat terciptanya swasembada pangan.

Hal yang dimaksud salah satunya adalah ketimpangan luas lahan pertanian dan jumlah penduduk, antara yang ada di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa.

"Hampir 40 persen dari luas persawahan yang ada, sebesar 8,1 juta hektare, terkonsentrasi di Pulau Jawa. Padahal luas Jawa hanya 7 persen dari luas daratan Indonesia sebesar 181 juta hektare," kata Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani saat membuka Jakarta Food Security Summit-4 di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Kamis (8/3/2018).

Dengan fakta tersebut, 60 persen penduduk Indonesia sebanyak 265 juta jiwa ada di Pulau Jawa. Sehingga, lahan persawahan di Pulau Sawah diperkirakan setiap tahun tergerus sekitar 100.000 hektare akibat alih fungsi lahan.

Ditambah lagi, merujuk data per Februari 2018, jumlah penduduk Indonesia menempati urutan ke empat dunia setelah jumlah penduduk terbesar yang ada di Amerika, India, serta China. Rosan menyebut, pada tahun 2050 jumlah penduduk dunia diproyeksikan menjadi 9,8 sampai 10 miliar orang.

"Untuk Indonesia sendiri, diperkirakan tahun 2050 jumlah penduduk tembus 300 juta orang. Sehingga perlu program ekstensifikasi lahan pertanian, terutama di luar Pulau Jawa," tutur Rosan.

Dia juga berharap, program ekstensifikasi lahan pertanian tidak terkendala dengan ketentuan 70 persen total luas daratan diperuntukkan sebagai kawasan hutan. Total luas daratan yang tercatat adalah 124 sampai 130 juta hektare.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com