JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menyatakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) mulai menunjukan tren penguatan.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Doddy Zulverdi mengatakan, pada pekan ini nilai tukar rupiah relatif stabil dan menunjukkan tren positif akibat sentimen global mulai berkurang.
"Pagi ini kembali menguat Rp 13.730 sekitar itu kisarannya, tentu kami berupaya agar tren positif ini terus bertahan sesuai fundamental," ungkap Doddy saat konferensi pers di Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (14/3/2018).
Menurutnya, fluktuasi nilai tukar rupiah yang terjadi belakangan ini lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal, mulai dari Presiden AS, Donald Trump, yang mengeluarkan kebijakan tarif bea masuk baja dan alumunium.
Baca juga : Rupiah Berpotensi ke Rp 15.000 Per Dollar AS Jadi Berita Terpopuler
Kemudian, ekspektasi pasar global yang memprediksi kenaikan suku bunga bank sentral AS The Fed juga mendorong pelemahan nilai tukar rupiah.
Akan tetapi, saat ini berbagai sentimen global tersebut mulai mereda dan membuat pelemahan nilai tukar rupiah cenderung menguat.
Terlebih didukung adanya perkembangan dinamika politik dan ekonomi di AS, seperti rencana Presiden AS, Donald Trump yang akan bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Republik Demokratik Rakyat Korea Utara Kim Jong-un.
"Kalau ini terjadi, akan positif dan akan membantu mengurangi tekanan rupiah," tambahnya.
Baca juga : Rupiah Diramal Melemah hingga Rp 15.000 Per Dollar AS, Ini Komentar Gubernur BI
Kendati demikian, tren penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS saat ini masih dianggap belum sesuai dengan kondisi fundamental dalam negeri.
"Level sekarang itu menurut kami belum sesuai fundamental, mudah-mudahan dapat segera kembali yang sesuai dengan fundamental kita," paparnya.
Hanya saja, Doddy enggan menyebutkan berapa kisaran nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang dinilai sesuai dengan kondisi ekonomi makro dalam negeri.
"Saya tidak bisa sampaikan angkanya, level (nilai tukar) sebelum tekanan di Januari (2018l itu mungkin masih sesuai fundamental, tapi itu dinamis sesuai perkembagnan," jelas Doddy.