JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia masih menerima barang impor nonmigas paling banyak dari tiga negara utama, yaitu China, Jepang, dan Thailand.
Ketiga negara tersebut berkontribusi paling besar dibanding negara lain untuk posisi nilai impor Indonesia per Februari 2018.
"Berdasarkan negaranya, impor Indonesia paling besar berasal dari China (sebesar) 7,27 miliar dolar AS atau setara 29 persen. Ada beberapa barang yang memang kita impor dari sana, dua terbesar adalah laptop dan notebook kemudian juga iPhone," kata Kepala BPS Suhariyanto saat menggelar konferensi pers di kantor pusat BPS, Jakarta Pusat, Kamis (15/3/2018).
Negara terbesar kedua setelah China adalah Jepang, dengan porsi 10,90 persen dan nilai impor mencapai 2,73 miliar dolar AS. Disusul negara terbesar ketiga, Thailand, dengan nilai impor 1,63 miliar dolar AS atau setara dengan 6,51 persen.
Baca juga : KPPU Awasi Masuknya Bawang Putih Impor di Tiga Pelabuhan
Adapun negara yang jadi pangsa impor nonmigas Indonesia sebagian besar berasal dari Asia Tenggara dengan total nilai 5,04 miliar dolar AS atau setara dengan 20,14 persen dari total keseluruhan negara pangsa impor. Sedangkan dari Uni Eropa berkontribusi 9,64 persen dengan nilai barang yang diimpor mencapai 2,41 miliar dolar AS.
Pada Februari 2018, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit 0,12 miliar dolar AS dibanding bulan Januari 2018. Kondisi ini menjadikan Indonesia secara berturut-turut selama tiga bulan terakhir mengalami defisit neraca perdagangan.
Defisit neraca perdagangan per Februari 2018 dipicu oleh defisit sektor migas sebesar 0,87 miliar dolar AS dan surplus neraca perdagangan sektor nonmigas 0,75 miliar dolar AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.