Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asosiasi Blockchain Indonesia Resmi Berdiri

Kompas.com - 21/03/2018, 15:21 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) secara resmi diluncurkan. Asosiasi ini merupakan wadah pelaku industri yang memiliki visi untuk berinovasi, memajukan, dan membentuk ekosistem teknologi blockchain Indonesia yang berkualitas.

Chairman ABI Oscar Darmawan menyebut, ABI didirikan oleh sejumlah perusahaan blockchain yang merupakan anggota-anggota awal ABI, yakni Blocktech Indonesia, Blockchain Zoo, INDODAX, Indonesian Blockchain Network, Luno, dan Pundi X.

Meskipun demikan, imbuh Oscar, ke depan ABI diyakini bakal memiliki lebih banyak anggota, sejalan dengan perkembangan blockchain yang pesat di Indonesia.

"Kepada anggota, ABI memudahkan akselerasi adopsi teknologi blockchain dalam era industri 4.0 melalui intregrasi, kolaborasi, dan pertukaran pengetahuan," jelas Oscar dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (21/3/2018).

Baca juga : Tak Hanya untuk Bitcoin, Blockchain Juga Bisa Dimanfaatkan untuk Bisnis

Oscar menuturkan, ABI pun memosisikan diri sebagai mitra pemerintah untuk menghimpun pelaku industri agar menjadi mitra dalam merumuskan kebijakan yang diperlukan untuk kemajuan eksosistem teknologi blockchain.

Untuk itu, ABI berkomitmen menjalin kerja sama erat dengan pemangku kepentingan terkait, termasuk di dalamnya adalah Kementerian Perdagangan, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), dan Asosiasi Fintech Indonesia.

Menurut Oscar, ABI pun akan menjadi anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

"Teknologi blockchain memiliki potensi yang sangat besar. Indonesia memiliki talenta yang mumpuni. ABI ingin mengambil momentum ini untuk dapat mengambil manfaat yang maksimal bagi Indonesia," jelas Oscar.

Baca juga : BI Sebut Bakal Kaji Pemanfaatan Teknologi Blockchain

Adapun Yos Ginting, Ketua Dewan Pengawas ABI menuturkan, blockchain adalah teknologi baru yang berkembang dengan pesat di Indonesia. Oleh karena itu, antusiasme pelaku industri blockchain pun perlu ditopang regulasi yang akomodatif dan yang dapat memaksimalkan manfaat teknologi blockchain.

"Pembatasan yang ada, harus diimbangi dengan ketersediaan kebebasan untuk bereksperimen agar talenta dan potensi yang kita miliki tidak tersia-siakan," jelas Yos.

Kompas TV Hanya rupiah yang diakui sebagai mata uang yang digunakan dalam transaksi keuangan di wilayah Indonesia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com