Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Putri Tidur" Bikin Kemendes PDTT Jatuh Hati

Kompas.com - 23/03/2018, 17:00 WIB
Josephus Primus

Editor

MANGGARAI, KOMPAS.com - Datang saja ke Dermaga Dintor di Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dari situ, kata blogger Shinta Nurbaeti di lamannya shintanurbaeti.blogspot.co.id, orang bisa menyaksikan setiap hari, siluet "putri tidur" yang cantik dengan hamparan pepohonan dan bebatuan.

Siluet itu, tak lain dan tak bukan adalah Pulau Mules. Jangan salah kira "mules" yang alam khazanah Bahasa Indonesia berarti "sakit perut" sejatinya berasal dari kata bahasa setempat "molas". Nah, arti kata "molas" adalah "cantik".

Kecantikan itulah, sebagaimana rilis dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) yang diterima Kompas.com, hari ini, membuat kementerian tersebut jatuh hati.

Dalam waktu dekat Kemendes PDTT bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai bakal bekerja sama membangun pulau seluas 18.029 hektare itu sebagai destinasi pariwisata.

Pesona keindahan alam Pulau Mules lebih lengkap dengan segala keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Di sekitar pulau ini hidup beragam satwa, antara lain, penyu, lumba-lumba, ikan beragam jenis, gugusan coral dan anemon yang dapat dinikmati oleh wisatawan. Selain itu, dengan ukuran ombak sedang, tempat ini sangat cocok untuk kegiatan surfing, snorkling, dan diving.

“Untuk mempermudah akses ke pulau ini, kami telah memberikan bantuan berupa pengadaan dermaga kayu dan perahu untuk nelayan,” kata Johozua M. Yoltuwu, Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu, Kemendes PDTT di sela-sela kunjungan ke Desa Nuca Molas, satu-satunya desa di Pulau Mules, Kamis, (22/3/2018).

Bantuan

Johozua M. Yoltuwu, Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu, Kemendes PDTT saat berkunjung ke Desa Nuca Molas, satu-satunya desa di Pulau Mules, Kamis, (22/3/2018).Kementerian Desa PDTT Johozua M. Yoltuwu, Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu, Kemendes PDTT saat berkunjung ke Desa Nuca Molas, satu-satunya desa di Pulau Mules, Kamis, (22/3/2018).

Johozua menjelaskan, pihaknya juga akan memberikan bantuan lain yaitu kapal barang berbobot 35 ton dan bersama Pemkab Manggarai berencana menyelesaikan pembangunan rabat beton yang mengelilingi pulau sepanjang 21 km. "Kapal barang dapat membantu nelayan dalam mendistribusikan hasil tangkapan mereka, sedangkan rabat beton membuka akses serta menjadi daya tarik pariwisata berupa tour keliling pulau,” jelasnya.

Dalam perencanaannya, untuk mendukung program pengembangan pariwisata, Kemendes PDTT juga akan menyediakan dana untuk pembangunan sarana prasarana di Pulau Mules "Kami siapkan Rp 2,4 miliar untuk pembangunan homestay dan beragam fasilitas untuk memberikan kenyamanan lebih bagi wisatawan yang datang,” katanya.

Salah satu desa di Pulau Mules, yaitu Desa Nuca Molas  juga dikembangkan perekonomiannya khususnya untuk nelayan dan peternak. Dengan jumlah penduduk 1.340 jiwa, potensi peternakan cukup terbuka.

Menurut Johozua jumlah ternak saat ini berjumlah 1.420 ekor sapi. “Pemerintah Kabupaten membeli 70 hektare di Pulau Mules untuk lahan pengembangan ternak sapi dan pengembangan pakan ternak. Ini merupakan penjabaran dari pembangunan pertanian terintegrasi melalui pola yang disebut Sistem Manajemen Pertanian Terintegrasi (Simantri),” kata Bupati Manggarai, Deno Kamelus.

Simantri merupakan program sinergi berbagai perangkat daerah dan pihak terkait dalam upaya meningkatkan pendapatan petani. Saat ini, pihak-pihak yang terlibat Program Simantri di Kecamatan Manggarai, antara lain, Dinas Peternakan, Dinas Pertanian, Dinas PUPR, dan Dinas Perdagangan.

Selain Kabupaten Manggarai  NTT, Kemendes PDTT mengembangkan Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat merupakan 16 kabupaten prioritas terintegrasi yang dipilih sebagai pilot project permodelan.  Hasil dari piloting tersebut akan diadopsi oleh 12 Kabupaten Prioritas lainnya sesuai dengan karakteristik potensi, kebutuhan, dan permasalahan daerah masing-masing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com