Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Tiga Bulan, Harga Pertalite Naik Dua Kali

Kompas.com - 26/03/2018, 12:06 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam selang tidak terlalu lama, PT Pertamina kembali menaikkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi. Per 24 Maret 2018, harga Pertalite dan solar non-subsidi naik masing-masing Rp 200 per liter.

Harga solar non-subsidi di Jakarta naik menjadi Rp 7.700 per liter dari sebelumnya Rp 7.500 per liter. Sementara harga Pertalite naik menjadi Rp 7.800 per liter. Sebelumnya harga Pertalite hanya Rp 7.600 per liter.

Sejak Januari 2018 Pertamina telah menaikkan harga Pertalite sebanyak dua kali. Pada 20 Januari 2018, Pertamina menaikkan harga Pertalite sebesar Rp 100 per liter menjadi Rp 7.600 per liter. Alhasil, kenaikan harga pada Maret 2018 ini merupakan kenaikan yang kedua kalinya dalam tiga bulan terakhir.

Sementara bulan lalu, Pertamina menaikkan harga jual BBM seri Pertamax.

Baca juga: Pertamina Naikkan Harga Pertamax

Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito mengatakan, kenaikan harga bahan bakar minyak tersebut merupakan penyesuaian atas kenaikan harga minyak dunia. Saat ini harga minyak dunia sudah menembus level 60 dollar AS per barrel. 

Adiatma membantah kenaikan harga Pertalite bertujuan demi menutup potensi kerugian Pertamina akibat menanggung selisih harga solar subsidi dan premium. Sebab, pemerintah melarang Pertamina menaikkan harga premium dan dan solar subsidi.

Menurut dia, perhitungan BBM penugasan seperti premium ataupun solar subsidi berbeda dengan perhitungan BBM umum seperti Pertamax series dan Pertalite. "Menghitungnya tidak menyilang begitu," ucap Adiatma kepada Kontan, Minggu (25/3/2018).

Namun di tidak mau menjelaskan lebih jauh mengenai perhitungan dan formula harga BBM subsidi dan BBM non-subsidi. Dia juga menolak mengungkapkan proyeksi pendapatan Pertamina akibat regulasi harga BBM.

Baca juga: Konsumsi Pertalite Naik 837 Persen sejak Dipasarkan Januari 2016

Namun, sepanjang Januari-Februari 2018, Pertamina mengakui potensi kerugian sebesar Rp 3,9 triliun akibat menanggung selisih harga solar subsidi dan harga premium. Hingga akhir tahun, Pertamina memproyeksikan potensi kerugiannya mencapai sekitar Rp 24 triliun.

Sementara pemerintah sendiri menolak dianggap sebagai penyebab potensi kerugian Pertamina.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM sekaligus Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Ego Syahrial menyatakan, pemerintah tidak membiarkan Pertamina rugi. Pemerintah mempunyai sejumlah rencana untuk membantu keuangan Pertamina. Salah satu caranya adalah dengan memberikan hak pengelolaan Blok Mahakam ke Pertamina.

Ego menyebut, keuntungan yang bisa didapat Pertamina dari Blok Mahakam termasuk besar. "Keuntungannya Rp 7 triliun. Itu sudah bersih," kata Ego.

Oleh karena itu, dia berharap, potensi kerugian yang akan ditanggung Pertamina merupakan efek dari regulasi pemerintah dalam tata niaga BBM subsidi. Lagi pula, "Pemerintah punya banyak untuk Pertamina," kata dia. (Febrina Ratna Iskana)

Berita ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Tiga bulan, harga pertalite dan solar naik dua kali

Kompas TV Pihak Pertamina menjelaskan kurangnya kuota Premium di pasaran karena pergeseran pola konsumsi masyarakat dari sebelumnya Premium beralih ke Pertalite

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber


Terkini Lainnya

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com