Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Saham Grup Astra di Saat Persaingan Industri Otomotif Ketat

Kompas.com - 26/03/2018, 20:30 WIB
Aprillia Ika

Editor

KOMPAS.com - Grup Astra yang memiliki beragam lini bisnis yang kuat dimasing-masing sektornya, tetap menarik untuk diamati.

Perusahaan yang lebih dikenal dengan sektor otomotifnya ini, menghadapi beberapa pemain baru atau pemain lama yang mengeluarkan varian model terbaru, sementara itu terlihat ada harapan dari sektor alat berat.

PT Bahana Sekuritas menilai ada beberapa hal penting yang perlu diamati dari masing-masing anak usaha konglomerasi grup Astra ini.

Untuk sektor otomotif yang dikuasai oleh PT Astra International, managemen menilai ada perbaikan permintaan khususnya dari roda dua yang berasal dari luar Jawa, sebagai dampak dari membaiknya harga batu bara di pasar global.

Baca juga : Tiga Petinggi Astra International Ajukan Pengunduran Diri

Namun permintaan terhadap kendaraan roda empat bakal menghadapi persaingan dari beberapa pemain baru seperti Wulling yang mengeluarkan Cortez, Sokon dengan Glory, Misubishi dengan Expander, Nissan dengan Grand Livina new generation juga kemungkinan akan mengeluarkan varian barulainnya, tak ketinggalan Datsun Cross.

Tentunya kehadiran beragam varian baru ini akan mengambil market share Astra pada tahun ini, hingga tahun depan.

"Kami masih bullish melihat Astra, bila permintaan terhadap otomotif realisasinya di luar perkiraan, karena hal tersebut menjadi konfirmasi terhadap membaiknya daya beli masyarakat," kata Kepala Riset dan Strategis Bahana Sekuritas Andri Ngaserin melalui rilis ke Kompas.com.

Andri menaikkan rekomendasi atas saham Astra International menjadi Beli dari yang sebelumnya Tahan, dengan target harga Rp 9.100 per lembar.

Baca juga : Sepanjang 2017, Astra Bukukan Laba Bersih Sebesar Rp 18,88 Triliun

Penjualan mobil retail selama dua bulan pertama tahun inisecara nasional telah mencapai 185.000 unit atau meningkat 17 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, dengan rata-rata penjualan setiap bulannya sekitar 93.000 unit.

Angka ini memperlihatkan daya beli masyarakat semakin membaik dibanding tahun lalu, yang mencatat rata-rata penjualan mobil setiap bulannya sekitar 89.000 unit secara nasional.

“Kami melihat perubahan strategi dari agen tunggal pemegang merk Toyota dan Daihatsu yang lebih mengutamakan kenaikan keuntungan dibanding strategi mereka selama ini yang mementingkan market share, karenanya kami memperkirakan kinerja otomotif Astra tetap masih akan positif pada tahun ini," papar Andri.

Melihat kenaikan profitabilitas Astra di bisnis otomotif, Bahana merevisi earning per share (EPS) perusahaan berkode saham ASII.

Baca juga : Terima Suntikan Rp 2 Triliun dari Astra, Ini Rencana Bisnis Go-Jek

Tahun ini pendapatan diperkirakan akan mencapai Rp 228 triliun, pada 2019 diperkirakan bakal mencapai Rp 249,9 triliun.

Laba bersih pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp 22,2 triliun dari perkiraan sebelumnya sebesar Rp 21,5 triliun, sedangkan 2019 diperkirakan mencapai Rp 24,41 triliun dariperkiraan sebelumnya Rp 23,7 triliun.

Sehingga EPS pada 2018 diperkirakan sebesar Rp 548, dari perkiraan sebelumnya sebesar Rp 531. Sedangkan pada 2019 diperkirakan akan berada pada kisaran Rp 603 dari perkiraan sebelumnya sebesar Rp 584.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com