Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Dagang AS-China, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Terkoreksi

Kompas.com - 27/03/2018, 13:41 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump mengumumkan perang dagang dengan China melalui kebijakan tarif impor untuk produk baja dan alumunium. China pun menyatakan bakal membalas kebijakan tersebut dengan menerapkan kebijakan tarif impor untuk setidaknya 128 produk asal AS.

Negosiasi di antara kedua negara dikabarkan masih terjadi. Meskipun demikian, kekhawatiran mengenai adanya perang dagang tersebut masih ada.

Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI( Dody Budi Waluyo pun diajukan pertanyaan mengenai topik perang dagang tersebut oleh Komisi XI DPR RI dalam uji kepatutan dan kelayakan. Menurut Dody, perang dagang dan kebijakan retaliasi akan memberikan dampak pula terhadap perekonomian Indonesia.

"Perang dagang AS dan China akan berpengaruh kepada pertumbuhan ekonomi," kata Dody di Gedung DPR MPR RI, Selasa (27/3/2018).

Baca juga : Isu Perang Dagang Mereda, Pasar Saham AS Menguat Kembali

Dody menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia kemungkinan bisa terkoreksi sedikit. Ini terjadi apabila perang dagang turut memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dunia.

Meskipun demikian, Dody menyebut ekspor alumunium Indonesia ke AS relatif kecil, yakni hanya mencapai 1,3 persen dari keseluruhan komoditi tersebut yang diimpor ke AS. Namun demikian, Indonesia banyak mengekspor baja dan alumunium ke China.

"Masalahnya kalau terjadi juga perang dagang dari China, tentu dampaknya ke Indonesia adalah langsung pada ekspor baja dan alumunium. Kita lebih banyak ekspor ke China untuk kedua komoditas itu," jelas Dody.

Ie menyebut, apabila perang dagang AS dan China terjadi dan berpengaruh pada menurunnya perdagangan dunia, maka pertumbuhan ekonomi dunia akan turun. Bila ini terjadi, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa terkoreksi juga.

Walau demikian, Dody menyatakan kalaupun berdampak ke pertumbuhan ekonomi Indonesia, maka dampaknya sangat kecil. Sebab, Indonesia bukan pengekspor utama baja dan alumunium.

"PDB (pertumbuhan ekonomi) kita akan terkoreksi 0,02 persen. Bisa dikatakan kecil, karena kita bukan pengekspor besar baja dan alumunium. Semua negara akan mengalami cost (biaya, dampak)," tutur Dody.

Kompas TV Tudingan kecurangan dagang terus diembuskan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com