Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Sentral Negara Lain Naikkan Suku Bunga, Mengapa BI Tidak?

Kompas.com - 02/04/2018, 15:37 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, sejumlah bank sentral di dunia memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan. Bank sentral yang dimaksud antara lain adalah bank sentral AS Federal Reserve dan bank sentral Inggris Bank of England (BoE).

Meskipun demikian, Bank Indonesia (BI) tidak mengikuti kebijakan yang dilakukan oleh sejumlah bank sentral negara maju tersebut. Saat ini, suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate tetap berada pada level 4,25 persen.

Bank sentral menahan suku bunga acuan tersebut sejak September 2017 lalu. Menurut Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara, bank sentral berupaya mempertahankan suku bunga acuan tidak naik.

Mirza menjelaskan, syaratnya adalah kondisi makroekonomi Indonesia, khusus inflasi, tetap terjaga sesuai dengan target. Bank sentral menargetkan inflasi berada pada kisaran 3,5 plus minus 1 persen untuk tahun ini.

Baca juga : BI Akui Perbankan Pelit Turunkan Suku Bunga Kredit

"Kalau kita bisa jaga angka makroekonomi kita dengan baik, maka bukan berarti suku bunga di luar naik, BI harus menaikkan suku bunga," kata Mirza di Kompleks Perkantoran BI, Senin (2/4/2018).

Namun demikian, bank sentral pun akan tetap mewaspadai risiko pembalikan modal sebagai dampak kenaikan suku bunga di beberapa negara. Hal ini ditambah pula dengan fakta bahwa The Fed masih berencana melakukan penyesuaian suku bunga, meski sudah menaikkan suku bunga sejak dua tahun terakhir.

"Terbukti bahwa AS menaikkan bunga, Inggris menaikkan bunga, Australia menaikkan bunga, Bank Indonesia tidak perlu harus naikkan bunga, tapi suku bunga jangka panjang memang sudah agak naik seperti yield dan SBN (Surat Berharga Negara)," ungkap Mirza.

Ia menyebut, pelonggaran suku bunga oleh BI masih bisa direspon oleh perbankan. Di sisi lain, bank sentral juga sudah dua kali menurunkan Loan to Value (LTV) pada tahun 2016 lalu sehingga diharapkan transmisinya tetap bisa berlanjut.

Baca juga : BI: Tidak Ada Ruang Penurunan Suku Bunga

"Sudah 8 kali (penurunan suku bunga BI), sudah cukup. Sekarang bank harus lebih optimis untuk men-supply kredit, memanfaatkan (pelonggaran) LTV. Teman-teman di sektor riil juga diharapkan untuk bisa segera mewujudkan proyeknya," terang Mirza.

Kompas TV India misalnya, menerapkan tarif impor CPO 40 persen, padahal tiga tahun lalu hanya 10 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com