Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pusat Logistik Berikat Dikembangkan untuk Dukung "E-Commerce" dan Hub Logistik

Kompas.com - 02/04/2018, 20:15 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan mengembangkan Pusat Logistik Berikat (PLB) jadi generasi ke dua.

Pengembangan yang dimaksud salah satunya memperluas cakupan PLB generasi pertama yang hanya mendukung kegiatan industri.

"PLB generasi ke dua yang diluncurkan Presiden 27 Maret 2018 kemarin untuk supporting industri, ekonomi digital, ketahanan nasional, distribusi dan hub logistik, serta industri kecil dan menengah (IKM)," kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi dalam konferensi pers di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (2/4/2018).

Heru menjelaskan, secara lebih rinci, pihaknya akan mewujudkan PLB generasi ke dua menjadi delapan bentuk, yaitu PLB Industri Besar, PLB IKM, PLB Barang Jadi, PLB E-Commerce, PLB Bahan Pokok, PLB Hub Kargo Udara, PLB Floating Storage, dan PLB Bursa Komoditas.

Baca juga : BKPM Fasilitasi Perusahan Jepang Dapat Izin Pusat Logistik Berikat

Adapun dalam kebijakan PLB, barang yang dimasukkan dari luar negeri melalui PLB statusnya belum dianggap sebagai barang impor, sehingga belum dikenakan kewajiban sebagai barang impor. Sementara, produk lokal yang akan diekspor melalui PLB statusnya telah dianggap ekspor.

Heru mencatat, dengan kehadiran PLB generasi pertama yang diluncurkan Presiden Joko Widodo 10 Maret 2016 silam, sudah terasa sejumlah manfaat dalam bidang logistik.

Hal yang cukup terasa adalah peningkatan efisiensi biaya logistik berimbas pada penurunan dwelling time, meningkatnya cash flow perusahaan, turunnya biaya penimbunan barang dan biaya penelusuran teknis.

Baca juga : Bandara Soekarno-Hatta Bakal Miliki Pusat Logistik Berikat

Efisiensi terjadi karena sebelum ada PLB, beberapa proses logistik dilakukan di luar negeri, seperti untuk menimbun barang dan penelusuran teknis. Bahkan, penghematan sewa tempat penimbunan oleh importir alat berat mencapai 1,5 juta dolar AS per tahun.

Penghematan juga terjadi pada pemotongan biaya kargo dari satu pengguna PLB, penurunan biaya storage, efisiensi biaya penyimpanan barang sebesar Rp 7,18 juta per kontainer untuk tiga bulan, hingga pemindahan tiga gudang dari Singapura ke Indonesia seluas 12.736 meter persegi oleh importir alat berat.

"Capaian PLB generasi pertama dari tingkat okupansinya telah full utilization, menurunkan lead time jadi 1,62 hari, dengan inventory yang ditimbun di PLB sampai 2,6 miliar dolar AS serta inventory ex Singapura yang ditimbun di PLB sampai 606 juta dolar AS," tutur Heru.

Baca juga : Jokowi Resmikan Pusat Logistik Berikat di Jakarta Utara

Kompas TV PT Pelindo 4 mendatangkan satu unit "container crane" untuk memaksimalkan aktivitas bongkar muat petikemas di Bitung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com