Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peredaran Produk Palsu di Asia Tenggara Kian Mengkhawatirkan

Kompas.com - 02/04/2018, 20:44 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Peredaran produk palsu di kawasan Asia Tenggara dipandang sudah mengkhawatirkan. Produk abal-abal tersebut menyebabkan besarnya kerugian penerimaan negara.

Hal tersebut diungkapkan oleh Piotr Stryszowski, ekonom senior di Organisasi Kerja Sama dan Pengembangan Ekonomi (OECD). Stryszowski, yang telah mengikuti isu tersebut di sejumlah negara maju selama 10 tahun, menyebut bahwa skala masalah produk palsu di Asia Tenggara terus tumbuh.

"Ini bukan hanya skala pemalsuan (barang) yang mengkhawatirkan, tapi juga lingkupnya," ujar Stryszowski seperti dikutip dari South China Morning Post, Senin (2/4/2018).

Menurut dia, sebelumnya barang-barang bermerek mewah menarik perhatian pelaku pemalsuan. Akan tetapi, saat ini semua produk yang memiliki logo menjadi sasaran empuk pemalsuan.

Baca juga : Kerugian Ekonomi akibat Barang Palsu Capai Rp 65,1 Triliun

"Saat ini produk palsu dapat mencakup produk konsumer bermerek, suku cadang, baterai, dan produk bisnis-ke-bisnis hingga ke produk konsumen biasa seperti pasta gigi, kosmetik, dan makanan," sebut Stryszowski.

Ia mengungkapkan dalam acara Global Illicit Trade Summit di Kuala Lumpur, Malaysia, sebuah produk bisa menjadi sasaran pemalsu apabila kehadiran produk tersebut membuat konsumen bersedia membayar lebih untuk nama mereknya. Bisa juga produk tersebut diinginkan konsumen karena alasan keamanan dan kualitas.

Sebuah laporan yang dirilis pada 2013 silam menunjukkan, OECD mengestimasi produk abal-abal mencakup 2,5 persen atau 461 miliar dollar AS dari total perdagangan dunia. Stryszowski menuturkan, angka tersebut setara dengan lebih dari dua kali pendapatan tahunan Apple Inc.

"Angka ini terus tumbuh. Hal yang mengkhawatirkan adalah cakupan (pemalsuan) juga meluas, semakin banyak produk yang diserang atau ditiru," imbuh dia.

Baca juga : Barang Palsu Marak, Kemendag Bakal Tingkatkan Standardisasi

Laporan itu juga memperingatkan bahwa bisnis barang abal-abal merupakan ancaman ekonomi yang serius. Bisnis barang palsu menghambat inovasi dan pertumbuhan ekonomi.

"Pemalsuan adalah tindakan terlarang, yang artinya ada penerimaan pajak yang hilang. Dana ini malah mengalir ke kantong kelompok kejahatan terorganisir," kata Stryszowski.

Ia juga mengungkapkan, Asia kerap kali disebut sebagai tempat utama di mana produk abal-abal diproduksi dan dijual. Hal ini karena tingginya tingkat kegiatan manufaktur.

"Selain itu, ada banyak pula pelabuhan di Asia. Beberapa di antaranya disalahgunakan sebagai sarang perdagangan barang palsu," ungkap Stryszowski.

Kompas TV Alat ini akan dijual kepada petugas bea cukai dan umum. Harganya sekitar Rp 4 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com