Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perry Warjiyo Prioritaskan Kebijakan Pendalaman Pasar Keuangan

Kompas.com - 03/04/2018, 16:07 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) terpilih Perry Warjiyo menyatakan, salah satu prioritas kebijakannya saat menjabat sebagai orang nomor satu di bank sentral adalah melanjutkan pendalaman pasar keuangan. Ini dilakukan untuk mempermudah alternatif pembiayaan dari swasta.

Selain itu, kebijakan tersebut juga dimaksudkan untuk mengurangi beban fiskal pemerintah untuk pembiayaan pembangunan. Perry menyatakan, bank sentral akan mempererat koordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Kami bersama dengan OJK dan Kementerian Keuangan, fokus bersama bagaimana pasar keuangan membangun pembiayaan infrastruktur," kata Perry di Gedung DPR MPR RI, Selasa (3/4/2018).

Menurut Perry, dalam beberapa tahun terakhir BI terus melakukan pendalaman pasar keuangan. Beberapa upaya yang ditempuh adalah dengan mempermudah penerbitan instrumen surat utang dan meningkatkan kehati-hatian pelaku pasar dan industri.

Baca juga: Perry Warjiyo Berkomitmen Jaga Stabilitas Rupiah

Pada tahun ini, volume transaksi di pasar valas telah mencapai 6 miliar dollar AS. Dari angka tersebut, 40 persennya mencakup transaksi derivatif untuk hedging (lindung nilai) agar penarikan pendanaan dapat dilakukan dengan lebih hati-hati.

Menurut Perry, pasar keuangan yang semakin dalam akan membuat swasta lebih mudah mendapatkan utang dari instrumen di pasar keuangan. Ini pun bisa menutup kemungkinan belum terpenuhinya permintaan kredit dari perbankan.

"Pembiayaan yang komersial dan swasta itu bisa dibiayai oleh surat utang, atau earning back asset. Sehingga dalam konteks ini bisa kurangi beban fiskal dan BUMN dalam pembangunan," tutur Perry.

Kebutuhan pendanaan pembangunan infrastruktur periode 2015-2019 mencapai Rp 5.519 triliun. Instrumen fiskal, yakni APBN hanya mampu memenuhi 40 persennya.

Kekurangan pendanaan itu diharapkan dipenuhi oleh swasta, dan juga BUMN.

          

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com