Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terimbas Perang Dagang, Rupiah Diprediksi Masih Melemah

Kompas.com - 04/04/2018, 08:31 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah diprediksi masih bergerak stagnan cenderung tertekan. Kemarin, Selasa (3/4/2018), kurs spot rupiah ditutup melemah tipis 0,08 persen ke level Rp 13.764 per dollar AS.

Sementara itu, kurs rupiah di Jakarta Inderbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terkoreksi 0,11% ke posisi Rp 13.765 per dollar AS.

Rencana China memberlakukan tarif impor atas 128 produk asal Amerika Serikat (AS) menjadi penopang pelemahan mata uang rupiah.

Mengutip Kontan.co.id, Rabu (4/4/2018), analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan, potensi perang dagang ini memicu kekhawatiran di beberapa negara, seperti Australia dan Indonesia, yang merupakan mitra dagang utama China.

Sementara itu dari dalam negeri belum ada sentimen lain yang bisa mendorong nilai tukar rupiah bergerak menguat.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menambahkan, pelaku pasar kini masih menanti pengumuman angka cadangan devisa Indonesia. Harapannya, sentimen cadangan devisa dapat menggerakkan pasar dan membuat rupiah kembali perkasa.

Dari eksternal, pelaku pasar masih menanti pengumuman indeks belanja sektor manufaktur di Eropa serta perkembangan perseteruan dagang antara AS dan China.

"Selain itu perlu diperhatikan kondisi di bursa AS," kata David, Selasa (3/4).

Dalam perhitungan David, hari ini rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 13.730–Rp 13.870 per dollar AS. Sedangkan Lukman memprediksi, nilai tukar nilai tukar mata uang Garuda hari ini akan bergerak dalam rentang Rp 13.750–Rp 13.800 per dollar AS. (RR Putri Werdiningsih)


Berita ini diambil dari Kontan.co.id dengan judul: Rupiah masih terimbas perang dagang


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com