Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi ASEAN Diperkirakan Tumbuh 5 Persen

Kompas.com - 04/04/2018, 12:48 WIB
Aprillia Ika

Editor

KOMPAS.com - The Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) merilis estimasi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara pada Rabu (4/4/2018).

Laporan ICAEW menyebutkan, pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara diperkirakan akan meningkat secara perlahan pada tahun ini karena tidak akan menyamai momentum luar biasa pada 2017.

Sedangkan khusus untuk negara-negara yang tergabung di ASEAN, pertumbuhan diperkirakan akan mencapai 5 persen yang didukung faktor pendorong seperti investasi sektor swasta dan permintaan domestik.

Mengingat besarnya basis manufaktur ekspor di sebagian perekonomian Asia, peningkatan baru-baru ini dalam perdagangan global telah sangat menguntungkan kawasan ini pada tahun 2017.

Baca juga : Begini Kelebihan Indonesia di ASEAN

Melihat perusahaan-perusahaan yang terus mendorong produksi dan investasi untuk mengakomodasi meningkatnya permintaan eksternal, pertumbuhan impor terus naik selama 12 bulan terakhir, dan membuat kontribusi ekspor neto pada pertumbuhan terlihat tidak signifikan.

Sebaliknya, kontribusi terpenting dari ekspor untuk pertumbuhan adalah dampak tidak langsungnya permintaan domestik melalui efek spill-over pada investasi dan konsumsi.

Pada tingkat agregat, sebagian besar ekonomi terbuka di Asia telah mengalami peningkatan investasi sektor swasta, sebagai hasil dari peningkatan permintaan eksternal.

Misalnya, Korea Selatan, Malaysia dan Thailand, semuanya mencatat akselerasi penting dalam pengeluaran investasi pada tahun 2017.

Di Malaysia serta di Indonesia, peningkatan dalam investasi didorong oleh pemulihan harga komoditas.

Baca juga : Bos IMF: Dunia Bisa Belajar Gotong Royong dari Indonesia dan ASEAN

Khususnya, di Indonesia, investasi langsung dalam negeri di sektor primer meningkat hampir sebesar 62 persen dalam nilai nominal di tiga kuartal pertama pada tahun 2017.

Pendorong Pertumbuhan

Melihat ke depan, sejumlah elemen fundamental akan tetap mendorong pertumbuhan investasi dan pertumbuhan sektor swasta di Asia.

Pertama, pertumbuhan perdagangan dunia diperkirakan akan tetap kuat, meningkat sebesar 5,2 persen pada tahun 2018 dan turun dari 6,2 persen pada tahun 2017.

Kedua, sentimen bisnis saat ini tinggi dan perusahaan-perusahaan optimis tentang peluang yang diberikan oleh inisiatif China One Belt One Road dan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTTP) yang diaktifkan kembali.

Terakhir, dengan prospek inflasi dan FX yang relatif diredam, suku bunga diperkirakan tidak akan meningkat secara signifikan selama 12 bulan ke depan.

Mark Billington, ICAEW Regional Director, South-East Asia mengatakan, dengan semua faktor yang dipertimbangkan, pandangan saat ini masih melukiskan gambaran yang relatif menjanjikan untuk wilayah ini pada tahun ini.

"Kami mempertahankan perkiraan pertumbuhan yang moderat untuk wilayah ini sebesar 5 persen, karena momentum dari 2017 akan meluas hingga tahun ini dan pertumbuhan akan didukung oleh dorongan yang sama, yang telah membuat kesuksesan tahun lalu,” kata dia melalui rilis ke Kompas.com.

Sebagai informasi, ICAEW merupakan organisasi keanggotaan profesional terkemuka di dunia yang mempromosikan, mengembangkan dan mendukung lebih dari 1,7 juta akuntan dan mahasiswa di seluruh dunia.

Laporan lengkap Economic Insight ICAEW: South East Asia bisa diunduh di sini.

Kompas TV Kembali dari lawatannya ke sejumlah negara di Asia, Presiden Joko Widodo membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan tahun 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com