Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Tahun Terakhir Indonesia Kelebihan Pasokan Semen

Kompas.com - 05/04/2018, 11:48 WIB
Reni Susanti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kapasitas produksi semen di dalam negeri terus meningkat. Bahkan dua tahun terakhir, Indonesia kelebihan pasokan semen.

"Dua tahun terakhir Indonesia mengalami kelebihan pasokan semen. Tahun 2017, total kapasitas produksi semen tahunan Indonesia meningkat 107,9 juta ton," ujar Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso dalam The 25th ASEAN Federation of Cement Manufacturers (AFCM) di Trans Hotel Luxury Bandung, Kamis (5/4/2018).

Tahun ini, kapasitas produksi semen dalam negeri akan kembali meningkat. Di antaranya disumbangkan Conch Cement Indonesia di Sulawesi Utara yang mulai berproduksi tahun ini dengan kapasitas 1,7 juta ton/tahun. Hal tersebut menjadikan indonesia sebagai produsen semen terbesar di kawasan ASEAN dan asia pasifik.

Besarnya produksi belum terserap seluruhnya oleh pasar dalam negeri meski penjualan tumbuh positif. Pada 2017, penjualan domestik naik menjadi 66,3 juta ton atau tumbuh 7,7 persen dari tahun lalu sebesar 62 juta ton.

Begitupun penjualan ekspor naik menjadi 2,95 juta ton dari 1,6 juta ton atau tumbuh 84 persen dibanding tahun sebelumnya.

Widodo mengungkapkan, pertumbuhan konsumsi semen domestik didorong proyek-proyek infrastruktur pemerintah seperti jalan tol untuk Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Selain itu terdapat proyek smelter, petrokimia, pembangkit listrik, MRT di Jakarta, kereta api, dan perkembangan pelabuhan dan bandara.

"Pulau Jawa dan Sumatera tercatat sebagai konsumen semen terbesar di dalam negeri dan mencatat pertumbuhan konsumsi terbesar pada 2017," tuturnya.

Pertumbuhan permintaan di Jawa, sambung dia, mencapai 12,3 persen dan Sumatera 4,9 persen. Sementara itu, pertumbuhan permintaan semen di Indonesia bagian timur masih stagnan.

"Kehadiran Trans Papua akan membantu distribusi ke Papua sehingga cost turun, apalagi jika pemerintah mensubsidi. Papua itu baru 1,2 juta ton, kapasitasnya 100 juga juta ton. Jangan khawatir Papua tidak akan kekurangan semen," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com