Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Jurus Mendag Antisipasi Kenaikan Harga Pangan Jelang Ramadhan

Kompas.com - 05/04/2018, 23:14 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran Menteri Perdagangan Enggar Lukiasto mengatakan, pihaknya telah melakukan antisipasi kenaikan harga pada bahan pokok. Terutama beras yang dinilainya sangat sensitif.

Menurut dia, dari sisi harga saat ini harga beras sudah mulai turun seiring dengan ketersediaan pasokan.  Namun begitu, untuk mengantisipasi lonjakan pihaknya di pertengahan bulan ini seluruh pedagang beras di pasar wajib menjual beras medium dengan harga eceran tertinggi (HET).

"Apabila di daerah tersebut tidak memiliki stok beras medium maka kami akan menyediakan yaitu melalui Bulog dengan harga patokan yaitu HET," ucap Enggar usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Kamis (5/4/2018).

Dengan begitu tidak ada alasan bagi para penjual beras untuk tidak ada stok dan harga tidak sampai HET. Enggar juga mengaku, hal tersebut telah disosialiasasikan baik dalam rapat koordinator di tingkat provinsi per provinsi.

Baca juga: Jelang Puasa, Pemerintah Kaji Impor Sapi dari Brasil

Tak hanya itu demi berjalan mulus, nantinya seluruh eselon I akan jadi semacam Korwil yang bertanggung jawab atas beberapa provinsi.

Hal yang sama juga diberlakukan pada eselon II yang turut bertanggung jawab terhadap beberapa kabupaten kota.

Kemudian, untuk minyak goreng, Enggar bilang sudah tidak ada masalah lantaran, ia sudah meminta dan mewajibkan seluruh produsen minyak goreng. Di mana, sebanyak 20 persen dari total produksinya harus dijual dalam kemasan sederhana Rp 11.000/liter.

"Atau kita mengimbau juga mereka kemasan 1/2 liter tapi harga Rp 6.000 karena biaya pengemasan sepersetengah liter dan minyak goreng curah Rp 500, dari sisi suplai tidak ada gangguan kita sudah memintakan untuk mereka dari jauh-jauh hari sudah mendistribusikan," sebut dia.

Kemudian soal gula juga dinilai tidak ada masalah. Pun harga telur dan daging ayam juga diklaimnya tidak ada masalah. Justru Enggar khawatir harga telur dan daging ayam akan terjun bebas terlalu jauh karena suplai yang berlebih.

Sementara untuk daging beku dengan harga Rp 80.000 baik untuk daging impor dari India, maupun daging beku paha depan dari impor dari berbagai sumber Australia, Selandia Baru.

"Kami juga sudah undang seluruh importir daging, saya hanya akan mengeluarkan izin impor daging paha depan dan sebagainya dan yang bersedia jual Rp 80.000. Kalau tidak kami tidak keluarkan izin impor, kalau tidak ada yang mau kami impor sendiri melalui BUMN," tutur dia. (Sinar Putri S.Utami)

Berita ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Jurus Mendag mengantisipasi kenaikan harga pangan jelang Ramadan


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com