Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirjen KA Janji Tambah Jalur "Siding" untuk Atasi Masalah KRL Tangerang-Duri

Kompas.com - 06/04/2018, 06:30 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri menjanjikan sejumlah langkah untuk mengatasi masalah kepadatan dan membludaknya penumpang KRL lintas Tangerang-Duri. Salah satunya dengan menambah jalur siding di lintas tersebut.

"Jalur siding akan ditambah di antara Stasiun Duri dan Batu Ceper untuk menambah kapasitas dan mengurangi headway KRL pada lintas Tangerang-Duri," kata Zulfikri saat menggelar pertemuan dengan komunitas pengguna KRL dari KRL Mania di gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Kamis (5/4/2018) malam.

Saat ini, headway KRL Tangerang-Duri adalah 30 menit. Headway-nya tersebut ditetapkan atas dasar penambahan frekuensi perjalanan kereta Bandara Soekarno-Hatta yang menggunakan jalur sama dengan KRL Tangerang-Duri.

Baca juga : Bertemu Dirjen KA, KRL Mania Minta Headway Tangerang-Duri Kembali 15 Menit

Tambahan jalur siding ini sedang dalam pembahasan Ditjen KA dengan pihak terkait. Jalur siding merupakan jalur belok berupa tambahan rel yang jadi cabang dari rel utama.

Jalur siding berfungsi untuk mengatur laju rangkaian kereta yang sama-sama melalui rel tersebut. Sehingga, dinilai cocok untuk lintas Tangerang-Duri karena sama-sama dilalui oleh KA bandara.

Zulfikri menjanjikan pengerjaan jalur siding selesai pada Oktober. Setelah jalur siding dioperasikan, dia menjamin headway KRL Tangerang-Duri akan kembali ke kondisi awal seperti sebelum KA bandara beroperasi, yakni 15 menit atau kedatangan dan keberangkatan KRL per 15 menit sekali di tiap stasiun.

Baca juga : KRL Mania Sebut Banyak Pengguna Komuter Duri-Tangerang Beralih ke Kendaraan Pribadi

Sembari menunggu pengerjaan jalur siding, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk solusi jangka pendek dan menengah.

Solusi jangka pendeknya adalah menambah jumlah petugas di Stasiun Duri untuk mengatur flow perpindahan penumpang antarperon, dari 27 jadi 43 personel.

"Lalu menambah papan informasi. Memang ada sebagian penumpang karena perubahan peron ini kebingungan. Dalam waktu satu minggu ini, PT KCI ditargetkan sudah menambah papan informasi tersebut," tutur Zulfikri.

Untuk solusi jangka menengah, sebut Zulfikri, adalah menambah kanopi di Stasiun Duri serta mengganti peron sementara, yang masih berupa lempengan besi, jadi peron permanen. Pengerjaan solusi jangka menengah itu ditargetkan satu hingga dua bulan dari sekarang.

Baca juga : KRL Mania: Demi Kereta Bandara, Pemerintah Korbankan Ribuan Penumpang Kereta Komuter

"Kami juga akan membuat tangga manual untuk mengurai penumpang saat datang dan turun dari KRL," ujar dia.

Seperti diketahui, terhitung sejak Kamis (29/03/2018), jadwal keberangkatan kereta di Stasiun Duri berubah dari 30 menjadi 20 menit sekali.

Perubahan jadwal disebabkan KRL Duri-Tangerang harus berbagi jalur kereta dengan kereta bandara sehingga terjadi penumpukan penumpang.

Kompas TV Waktu tunggu kereta lebih lama karena jalur kereta harus "berbagi" dengan kereta bandara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com