Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Serukan Penerapan Tarif Impor Tambahan untuk Produk China

Kompas.com - 06/04/2018, 07:45 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Sumber CNBC

WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menyatakan dirinya telah menginstruksikan kepada Perwakilan Perdagangan AS untuk menerapkan tarif impor tambahan untuk produk-produk China. Tarif tambahan tersebut bernilai 100 miliar dollar AS.

"Terkait pembalasan China yang tak adil, saya telah instruksikan kepada Perwakilan Perdagangan AS untuk mempertimbangkan apakah tarif tambahan sebesar 100 miliar dollar AS akan sesuai untuk dilakukan, jika demikian, maka identifikasikan produk yang akan dikenakan tarif tersebut," ujar Trump dalam pernyataannya seperti dikutip dari CNBC, Jumat (6/4/2018).

Indeks Dow Jones anjlok lebih dari 400 poin pasca kabar tersebut, Kamis (5/4/2018) waktu setempat. "Presiden AS mengirim pesan kepada China mengenai konsekuensi," sebut seorang pejabat Gedung Putih.

Baca juga : Ketika AS dan China Saling Jegal

Pada Rabu (4/4/2018) lalu, China mengumumkan rencana penerapan tarif impor untuk 106 produk AS, termasuk kedelai, mobil, hingga wiski. Tarif tersebut diperkenalkan sebagai kebijakan balasan terhadap Trump yang pada 24 jam sebelumnya mengumumkan daftar produk China yang bakal dikenakan tarif.

Produk-produk tersebut termasuk produk yang digunakan untuk robotik, teknologi informasi (TI), teknologi komunikasi, dan kedirgantataan. Area-area tersebut dirasa Trump akan membuat China lebih maju secara tidak adil karena peran properti intelektual AS.

Meskipun ancaman yang ditebar Trump tampak berat, namun ia menekankan bahwa AS masih terbuka untuk negosiasi terkait praktik perdagangan China.

"AS masih mempersiapkan untuk diskusi terkait dukungan komitmen kami untuk mencapai perdagangan yang bebas, adil, dan resiprokal, serta untuk melindungi properti intelektual dan teknologi perusahaan-perusahaan dan warga AS," sebut Trump.

Baca juga : 1.300 Produknya Bakal Dikenakan Tarif oleh AS, China Langsung Membalas

Sesaat setelah Trump menyampaikan pengumumannya, Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer menyatakan dukungannya atas rencana Trump tersebut. Ia mengatakan, rencana Trump sudah sesuai..

"Presiden Trump mengajukan respons yang sesuai terkait ancaman China tentang tarif baru. Setelah melakukan investigasi mendalam, Perwakilan Perdagangan AS menemukan bukti bahwa tindakan tak masuk akal China melukai ekonomi AS," tutur Lighthizer.

Kompas TV Menkeu menyatakan secara umum stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan Indonesia tetap terkendali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com