Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Pertanian: Indonesia Tak Mau Didikte soal Sawit oleh Uni Eropa

Kompas.com - 09/04/2018, 17:24 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan bahwa pemerintah pelaku industri pengolahan kelapa sawit Indonesia tidak mau didikte oleh Uni Eropa.

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pertanian menanggapi kampanye hitam terkait sawit asal Indonesia oleh Uni Eropa.

Menurut Menteri Pertanian, Indonesia memiliki standard sendiri dalam hal industri pertanian.

"Kami punya standar sendiri, dan kami tidak ingin didikte negara lain," ujar Amran dalam keterangan pers seusai menemui Pelapor Khusus PBB, Senin (09/04/2018).

Amran juga meminta kepada PBB untuk bertindak sehubungan dengan kampanye hitam yang dilakukan oleh negara-negara anggota Uni Eropa terkait perkebunan sawit di Indonesia.

PBB diharapkan tidak hanya melihat dari sisi deforestasi (penggundulan hutan) saja, akan tetapi juga melihat dari sisi kesejahteraan masyarakat. Jika harga minyak kelapa sawit (CPO/crude palm oil) turun karena adanya praktik kampanye hitam, maka akan ada 30 juta orang termasuk petani dan pedagang yang akan mengalami kerugian.

Perlu digarisbawahi yang terlibat dalam industri minyak kelapa sawit 51 persennya adalah petani, selebihnya perusahaan.

Dalam kesempatan itu, Menteri Pertanian bertemu dengan Pelapor Khusus Dewan Hak Asasi Manusia PBB Hilal Elver.

Dalam pemaparannya pada Elver, Mentan mengatakan bahwa yang terpenting dalam hubungannya dengan industri kelapa sawit, pemerintah berhasil menurunkan kemiskinan dengan cara menaikkan taraf kesejahteraan petani sawit.

Mengenai deforestasi untuk lahan sawit, Mentan mengklaim bahwa pohon-pohon sawit di tanam di atas tanah-tanah gersang sehingga tidak bisa dikatakan sepenuhnya deforestasi.

 

Kompas TV Indonesia berhasil memenangkan sengketa dagang dengan Uni Eropa terkait ekspor produk sawit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com