JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita membantah program toko ritel di pondok pesantren berkaitan dengan agenda politik pemerintah. Program ini dicanangkan Kemendag bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).
"Orang pasti beranggapan memang Mendag dari partai ini, enggak lah. Jadi, yang pasti-pasti saja. Malah, ini sebenarnya agak terlambat," kata Mendag yang akrab disapa Enggar di kantornya, Senin (9/4/2018).
Menurut Enggar, ide membuka toko ritel di pondok pesantren ini diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo sejak lama. Bahkan, Presiden sudah minta hal tersebut dilaksanakan sejak dua tahun lalu, namun baru bisa terealisasi saat ini.
Baca juga : Pemerintah akan Kembangkan Ummart, Toko Ritel yang Berbasis Pesantren
Tujuan membuka toko ritel di pondok pesantren adalah untuk menggerakkan ekonomi di daerah serta menyiapkan santri untuk jadi pengusaha. Dari catatan Hipmi, ada sekitar 30.000 pondok pesantren di seluruh Indonesia berikut jumlah santri yang mencapai angka 5 juta orang.
Untuk tahap awal, program tersebut akan dilaksanakan di Jawa Timur. Toko ritel yang dibuka di pondok pesantren nanti diberi nama Umat Mart atau Ummart, di mana sasaran program ini selanjutnya akan dilangsungkan di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
"Kami akan resmikan 10 dulu di Jawa Timur. Ini masih cari waktu yang pas dengan jadwal Pak Presiden karena beliau yang akan meresmikannya," ucap Enggar.