Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menperin: 2045, Insya Allah Indonesia Masuk 5 Ekonomi Terbesar Dunia

Kompas.com - 10/04/2018, 06:42 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia diprediksi bakal memberikan kontribusi signifikan pada perekonomian pada masa depan. Dengan didukung gemilangnya kinerja industri nasional dan dukungan jumlah penduduk usia produktif pada 2020-2030, Indonesia diharapkan bisa masuk dalam lima besar ekonomi terkuat dunia.

"Sehingga nanti saat 100 tahun Indonesia merdeka pada 2045, Insya Allah Indonesia akan masuk lima negara dengan ekonomi terbesar di dunia," ucap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (10/4/2018).

Airlangga bahkan menyatakan hal tersebut bisa dicapai lebih cepat yakni pada 2030 sesuai dengan hasil riset PricewaterhouseCoopers (PwC).

PwC sebagai salah satu penyedia jasa auditor besar dunia menerbitkan hasil riset yang menyebutkan kalau posisi ekonomi Indonesia bakal menempati peringkat kelima dunia pada 2030 dengan estimasi nilai Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5,424 miliar dollar Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Sri Mulyani: 2045, Apa Pun yang Dilakukan Indonesia Akan Pengaruhi Negara Lain

Sementara itu, pada 2050 nanti, peringkat ekonomi Indonesia diperkirakan naik ke tempat keempat dengan perkiraan nilai PDB mencapai 10,502 miliar dollar.

Riset PwC itu menyebutkan bahwa Indonesia merupakan big emerging market lantaran negara dengan perekonomian terkuat se-Asia Tenggara.

"Untuk mencapai sasaran tersebut, tentunya perlu perjuangan dan kerja keras sehingga optimisme ini harus didorong oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia," imbuh Airlangga.

Airlangga menambahkan, melalui peta jalan Making Indonesia 4.0, Indonesia telah memiliki strategi dan arah yang jelas dalam upaya meningkatkan daya saing industri manufaktur nasional di tengah era digital.

Adapun langkah awal yang telah dijalankan oleh Kemenperin adalah dengan memacu kompetensi sumber daya manusia (SDM) lewat peluncuran program pendidikan vokasi industri di beberapa wilayah Indonesia.

Airlangga berharap dengan mengusung konsep link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan dengan industri maka dapat secara mudah menciptakan atau mencetak tenaga kerja sesuai kebutuhan dunia industri saat ini.

"Guna menggenjot daya saing industri, harus didukung dengan pendidikan terutama kompetensi tenaga kerjanya. Kemudian diperlukan kegiatan untuk menciptakan inovasi dan menerapkan teknologi terkini, di mana dua hal tersebut sangat ditopang oleh pendidikan dan dana untuk melaksanakan itu," jelas dia.

Di sisi lain, Airlangga juga menyampaikan bahwa ketika memasuki momentum bonus demografi atau usia produktif penduduk, beberapa negara bakal mengalami pertumbuhan ekonomi cukup signifikan.

Misalnya Jepang yang dapat tumbuh 5,5 persen, China hingga 9,2 persen, Singapura sebesar 7,3 persen, dan Thailand sekitar 4,8 persen.

"Untuk itu, kita harus manfaatkan peluang emas tersebut dan hasilnya akan kita petik pada 2030," sebut Airlangga.

Kompas TV Menurut Presiden, posisi Indonesia akan terus maju di tahun-tahun mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com