Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Akan Atur Standardisasi QR Code

Kompas.com - 10/04/2018, 16:38 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) akan menerbitkan aturan penggunaan quick response code (QR Code) dalam metode pembayaran. Aturan tersebut bakal diterbitkan pada akhir bulan April 2018 ini.

Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Imaduddin Santoso menjelaskan, aturan yang akan diterbitkan bank sentral tersebut adalah terkait standarisasi QR Code. Dengan demikian, akan terwujud interoperabilitas dalam penggunaan QR Code untuk pembayaran.

Untuk menyusun aturan ini, BI sudah melakukan pembahasan dengan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Dalam pembahasan tersebut, BI dan ASPI menginginkan adanya interoperabilitas dalam QR Code, sehingga perlu ada standar yang disepakati.

"Artinya QR Code-nya satu, bisa dipakai untuk banyak. Misal saya punya (QR Code) dari BNI, saya tap (tempelkan ke alat pembaca), tapi cuma bisa ke BNI. Ke depan, satu (QR Code) bisa buat semua," jelas Imaduddin di Jakarta, Selasa (10/4/2018).

Menurut dia, apabila tidak ada aturan standarisasi, maka bisa saja dalam satu merchant (pedagang) terdapat beberapa QR Code yang ditempelkan untuk mengakomodir penyelenggara yang beragam. Hal ini dipandang tidak efisien lantaran tidak interoperabel atau terhubung satu sama lain.

"Kita beri guidance (pedoman) agar semua penyelenggara punya standar yang sudah sesuai acuan BI," ungkap Imaduddin.

Ia memberi contoh adalah seperti mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang sebelumnya satu mesin hanya bisa dipakai untuk kartu satu bank, yakni bank penerbit. Setelah adanya Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) yang mengatur interkoneksi dan interoperbilitas dalam metode pembayaran dengan kartu, maka satu mesin ATM bisa digunakan untuk berbagai bank.

Hal yang sama juga akan diterapkan pada QR Code. Dengan demikian, akan dipastikan standarisasinya agar efisien dan malah tidak merepotkan pedagang maupun pengguna.

"Jangan sampai nanti ada gambar QR Code berjejer," sebut Imaduddin.

Kompas TV Penggunaan QR Code di sistem pembayaran akan membuka konektivitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com