Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset: Laku Pandai dan Layanan Keuangan Digital Dorong Inklusi Keuangan

Kompas.com - 10/04/2018, 19:02 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mendapati program laku pandai dan layanan keuangan digital secara signifikan mendorong tingkat inklusi keuangan atau akses masyarakat terhadap layanan keuangan.

Temuan tersebut didasarkan dari survei yang dilakukan pada Oktober 2017 hingga Januari 2018 di 9 provinsi dan 22 kabupaten/kota, dengan total 1.038 responden.

Laku pandai merupakan layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif. Sementara layanan keuangan digital merupakan perluasan layanan sistem pembayaran menggunakan teknologi, baik melalui telepon genggam maupun web, yang tidak dilakukan di kantor fisik alias oleh pihak ketiga yang disebut agen.

"Tingkat inklusi layanan laku pandai mencapai 43 persen dan layanan keuangan digital mencapai 28 persen. Ini cukup sukses menjangkau masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki akses terhadap layanan keuangan formal," kata peneliti senior LPEM UI Chaikal Nuryakin dalam konferensi pers di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (10/4/2018).

Baca juga : Sunarto, Guru di Medan yang Jadi Agen Laku Pandai dengan 2.000 Nasabah

Chaikal menjelaskan, sebanyak 72 persen dari total responden yang adalah pengguna layanan keuangan digital sudah memiliki akses keuangan formal. Sementara untuk pengguna program laku pandai, 57 persen dari total responden sudah memiliki akses keuangan formal.

Salah satu faktor pendorong masyarakat mengakses program laku pandai, menurut Chaikal, adalah karena biaya akses yang lebih rendah. Rendahnya biaya dibandingkan dengan layanan keuangan bank dan non-bank.

"Kualitas layanan laku pandai juga dinilai lebih baik dibandingkan layanan keuangan non-bank dan non-formal," tutur Chaikal.

Sedangkan untuk layanan keuangan digital, disebut lebih unggul dalam hal pelayanan dan keberhasilan transaksi ketimbang lembaga keuangan non-formal. Adapun dampak dari akses masyarakat terhadap laku pandai dan layanan keuangan digital adalah mendorong kepemilikan rekening pribadi.

Baca juga : BI: Jumlah Agen Layanan Keuangan Digital Masih Kurang untuk Capai Target SNKI

"Laku pandai mendorong pertumbuhan kepemilikan rekening menjadi 25 persen dan layanan keuangan digital sekitar 5 persen. Agen laku pandai baiknya dibekali dengan sarana dan sistem pembukaan rekening yang sederhana agar pertumbuhan inklusi keuangan sejalan dengan jumlah rekening baru," ujar Chaikal.

Kompas TV Sayap bisnis perusahaan angkutan online semakin lebar hingga mengambil alih fungsi perbankan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com