Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asuransi Tugu Pratama Indonesia Lepas Saham ke Publik 15 Persen

Kompas.com - 12/04/2018, 08:30 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (ATPI) akan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pertengahan Mei 2018.

Untuk itu, ATPI akan menawarkan 15 persen sahamnya melalui Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) selama periode 7-9 Mei 2018.

Adapun pencatatan saham ATPI tersebut baru akan dilakukan pada 15 Mei mendatang.

"Kami telah menyampaikan pernyataan pendaftaran penawaran umum ini kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 1 Maret 2018 dan OJK telah memberikan pernyataan pra-efektif pada 6 Apri 2018 bahwa perseroan akan melepas saham baru sebanyk-banyaknya 15 persen dari modal disetor dan ditempatkan penuh," jelas Presiden Direktur ATPI Indra Baruna, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (11/4/2018).

Kini, Perseoran dan penjamin pelaksana emisi yakni Mandiri Sekuritas dan Danareksa Sekuritas tengah mengkaji dan menghitung guna mendapatkan harga yang wajar.

Sebanyak 75 persen hasil IPO disebut Indra bakal digunakan untuk memperkuat modal ATPI dalam mengembangkan bisnis. Sedangkan 25 persen sisanya untuk peningkatan penyertaan modal pada Tugu Reasuransi Indonesia.

Indra memperkirakan tanggal efektif IPO dari OJK dapat diperoleh pada 4 Mei 2018. Adapun masa penawaran awal atau book building adalah selama 11–23 April 2018.

Kemudian penjatahan pada 11 Mei 2018 dan distribusi saham secara elektronik serta pengembalian uang pesanan pada 14 Mei 2018.

Untuk saat ini, saham ATPI dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) sebesar 65 persen, PT Sakti Laksana Prima 17,60 persen, Siti Taskiyah sebesar 12,15 persen, dan Mohamad Satya Permadi sebesar 5,25 persen.

"Setelah pelaksanaan IPO, struktur kepemilikan saham Perseroan berubah menjadi PT Pertamina (Persero) sebesar 55,25 persen, PT Sakti Laksana Prima sebesar 14,96 persen, Siti Taskiyah sebesar 10,33 persen, Mohamad Satya Permadi dengan 4,46 serta masyarakat sebesar 15 persen," ungkap Indra.

Kemudian, sebagai bagian dari IPO ini, Perseroan bakal mengalokasikan sebanyak-banyaknya 5 persen dari saham yang ditawarkan untuk Program ESA (Employee Stock Allocation).

Indra meyakini bahwa tahun ini menjadi momen pas bagi perusahaan yang dipimpinnya untuk melantai karena kondisi kondisi ekonomi makro maupun industri asuransi mulai menunjukkan perbaikan.

"Meski masih menghadapi tantangan, kinerja Perseroan pun tetap solid dan mulai membaik. Kami melihat saat ini merupakan momentum yang pas bagi Perseroan untuk melantai di bursa,” terang Indra.

Sementara itu, di tengah kondisi perekonomian yang masih cukup menantang, Perseroan tetap mampu mencatat kinerja positif. Sepanjang 2017, Perseroan membukukan pendapatan premi neto konsolidasi sebesar 165,43 juta dollar AS atau naik 282 persen dibanding tahun sebelumnya hanya sebesar 43 juta dollar AS.

“Kenaikan pendapatan premi neto ini karena kebijakan peningkatan retensi secara selektif pada account yang memiliki risiko relatif baik yang dilakukan Perseroan dan dikonsolidasikannya PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugu Re) dalam laporan keuangan konsolidasian Perseroan sejak Maret 2017,” sambung Direktur Keuangan dan Jasa Korporat ATPI M Syahid.

Secara konsolidasi, hasil underwriting Perseroan naik 113 persen dari 29 juta dollar AS menjadi 62 juta dollar AS dengan kontribusi hasil underwriting dari induk perusahaan sebesar 36 juta dollar AS atau meningkat 35 persen dari sebelumnya hanya 27 juta dollar AS.

Sedangkan untuk hasil investasi induk perusahaan mengalami peningkatan sebesar 16 persen dari 12 juta dollar AS menjadi 14 juta dollar AS dan secara konsolidasi tercatat sebesar 31 juta dollar AS dari sebelumnya 72 juta dollar AS.

Syahid menambahkan, kenaikan hasil underwriting yang cukup besar itu merupakan dampak dari kebijakan Perseroan yang semakin selektif dalam memilih risiko.

"Pada 2016, kami melakukan revaluasi aset agar aset dan ekuitas Perseroan dapat mencerminkan nilai yang sesungguhnya mengingat Perseroan memiliki anak perusahaan yang memiliki aset properti yang cukup besar, sehingga hasil investasi naik signifikan” tuntas Syahid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com