Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

World Bank: AS-China Perang Dagang, Ekspor Asia Tenggara Akan Turun

Kompas.com - 12/04/2018, 22:22 WIB
Mutia Fauzia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

KOMPAS.com - Banyak pihak memprediksi kondisi perekonomian yang suram di dunia jika perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China terjadi. World Bank juga memprediksi hal tersebut. 

Menurut Chief Economist World Bank untuk wilayah Asia Pasifik Sudhir Shetty,  perang dagang AS-China akan berdampak pada penurunan ekspor di negara-negara Asia Tenggara. Sebab, negara-negara di Asia Tenggara banyak menggantungkan ekspor sebagai pendorong pertumbuhan. 

Kemudian, negara-negara di Asia Tenggara juga merupakan negara pemasok produk untuk barang ekspor China. Produk-produk dari negara Asia Tenggara tersebut oleh China kemudian dirangkai kembali, untuk diekspor ke luar negeri. 

Baca juga : Isu Perang Dagang Masih Hantui Harga Minyak Dunia

"Kesuksesan dari wilayah ini ada pada asas perdagangan bebas, dan hal itu didasarkan pada rantai nilai pasok yang terpusat di China," ujar Shetty seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (12/4/2018). 

Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia J Jayasiri menanggapi peringatan World Bank tersebut. Menurut dia, tidak ada satu pun negara di dunia yang diuntungkan dari perang dagang AS-China. 

"jika kebijakan tarif benar-benar terjadi dan komoditas ekspor mereka (China) adalah produk yang akan dikenakan tarif tinggi, maka kesempatan ekspor mereka akan lebih kecil," ujar dia. 

Sebelumnya, Organisasi Perdagangan Dunia ( WTO) menilai perang dagang yang digulirkan AS dan China dapat memberikan dampak yang sangat buruk terhadap perekonomian dunia.

Direktur Jenderal WTO Roberto Azevedo, seperti dikutip dari BBC, Minggu (1/4/2018), mengatakan ada risiko bahwa perang dagang akan sebabkan anjloknya pertumbuhan ekonomi global.

Baca juga : AS Akui Ada Risiko Perang Dagang dengan China

 

Komentar Azevedo tersebut sejalan dengan meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dengan China, ditandai penerapan tarif impor antara kedua negara tersebut.

"Saat ini WTO mengalami salah satu periode terberatnya," jelas Azevedo.

Kompas TV Perang dagang yang dipicu oleh Amerika Serikat menjadi sentimen buruk bagi pergerakan minyak mentah dunia.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com