Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suriah Memanas, Harga Emas dan Minyak Dunia Terus Menanjak

Kompas.com - 16/04/2018, 08:39 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Reuters

LONDON, KOMPAS.com - Harga emas dan minyak dunia diprediksi akan meneruskan penguatan pada Senin (16/4/2018). Penguatan ini terjadi ketika perdagangan dibuka untuk pertama kalinya sejak negara-negara Barat meluncurkan serangan rudal ke Suriah.

Mengutip Reuters, harga emas menguat dalam beberapa hari terakhir, dipicu ketegangan perdagangan antara AS dengan China dan peningkatan konflik di Suriah. Harga minyak pun menanjak ke level di atas 70 dollar AS per barrel karena kekhawatiran memanasnya situasi di Timur Tengah.

Pekan lalu, pasar saham dunia goyang namun diakhiri dengan penguatan terbaik selama sepekan. Ini sejalan dengan para investor menunggu kinerja keuangan korporasi AS yang dinilai bakal positif.

Meskipun merupakan aset yang diincar ketika sebuah konflik memuncak, khususnya pada peningkatan risiko geopolitik, namun dampaknya terhadap emas diprediksi cenderung singkat dan moderat. Sementara itu, nilai tukar mata uang yen sempat menguat ketika kekhawatiran serangan ke Suriah membuncah.

Baca juga: Trump Akui Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel, Harga Emas Menguat

Pada Sabtu (14/4/2018), AS, Perancis, dan Inggris meluncurkan serangan rudal ke Suriah. Serangan itu adalah intervensi terbesar yang dilakukan negara-negara Barat terhadap Assad dan sekutunya, Rusia.

Akan tetapi, ketiga negara menyatakan serangan tersebut hanya terbatas pada kapabilitas senjata kimia Suriah dan tidak ditujukan kepada Assad atau mengintervensi perang sipil. Kepala Analis Pasar Think Markets Naeem Aslam menuturkan, harga emas diprediksi menguat pada perdagangan hari ini, namun cenderung tak terlalu tajam.

"Fokusnya akan lebih kepada reaksi perlawanan dari Rusia," ujar Aslam.

Harga emas diperkirakan bisa mencapai 1.400 dollar AS per ons setelah menguat selama dua pekan berturut-turut. Aslam menyebut, jika harga emas menyentuh di atas 1.365 dollar AS per ons, maka penguatan bisa berlanjut ke pekan berikutnya.

Adapun Itsuo Toshima, analis pasar Toshima & Associates menuturkan, nilai tukar yen akan menguat pada hari ini. Akan tetapi, penguatannya tidak akan melebihi level 106,50 per dollar AS.

Pasar saham pun diprediksi tidak akan mengambil langkah signifikan. Sebab, serangan pertama telah diekspektasi oleh investor di pasar,

"Akan tetapi, jika ada serangan kedua, maka (serangan itu) tidak sejalan dengan ekspektasi. Saham akan anjlok, yen dan harga emas akan menguat," ungkap Toshima.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com