Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Huawei: Perbankan Indonesia Harus Perbanyak Investasi ke Mobile

Kompas.com - 18/04/2018, 13:49 WIB
Aprillia Ika

Penulis

SHENZHEN, KOMPAS.com - Perbankan di Indonesia dinilai masih memiliki kekurangan pada data kredit. Padahal, bank sendiri memiliki banyak peluang untuk menyalurkan kredit secara lebih masif sekaligus mendapatkan data nasabah.

Untuk itu, perbankan Indonesia disarankan untuk memperbanyak layanan ke mobile serta memperkuat data analyticnya agar bisa bertumbuh serta melayani nasabah dengan lebih baik.

Hal ini dipaparkan oleh Liu Limin, President of the Financial Services Sector Enterprise Business Group Huawei Technologies Co, Ltd, dalam sesi roundtable bertajuk "Huawei in Finance Services Industry" sebagai salah satu kegiatan acara dalam Huawei Global Analyst Summit (HAS) 2018, pada Rabu (18/4/2018).

Menurut dia, bank bisa bekerja sama dengan fintech untuk menjangkau masyarakat di area terpencil atau rural area, di mana bank kekurangan infrastruktur data di tempat-tempat tersebut.

Liu Limin berpendapat bagaimana kolaborasi bank dan fintech bisa dilihat dari pengalaman China. Menilik 30 tahun lalu perbankan China tertinggal dari Eropa dan AS karena tidak terkoneksi internet.

Namun, di era koneksi mobile perbankan China bangkit dan kini malah menyalip perbankan lain yang sudah mapan di berbagai negara.

"Ini karena perbankan China memberatkan investasinya ke mobile. Saya kira perbankan Indonesia juga bisa melampaui negara lain dengan memanfaatkan nilai teknologi ini," ujarnya.

Secara umum, Huawei sendiri berpandangan bahwa bank harus mengembangkan online payment untuk mengembangkan bisnis baru.

"Misal di China, kalau tidak ada sistem online payment maka tidak ada layanan sepeda," tukas dia.

Kolaborasi dengan Telko

Liu Limin melanjutkan, di beberapa negara seperti Meksiko, Brasil dan China sejumlah bank sudah berinvestasi di teknologi. Tetapi di Asia Tenggara mereka kekurangan infrastruktur teknologi informasi di area pedesaan (rural area).

"Teknologi bukannya susah atau sulit. Di negara negara berkembang bank dan operator telko berkolaborasi untuk membangun basic banking services untuk masyarakat," lanjutnya.

Tanpa area layanan mobile ini, masyarakat hanya simpan uang kas di rumah. Dengan teknologi mobile ini bank bisa membangun ekosistem baru antara bank, operator, merchant dan nasabah.

Merchant bisa jadi agen bank. Dengan demikian cost untuk layaban ini sangat rendah.

"Ini merupakan hal yang esensial. Di negara berkembang semua layanan baru perbankan bisa diserap jika sifatnya low cost," lanjut dia.

Di negara berkembang dimana sistem jaringan 3G dan 4G belum berkembang maka layanan yang bisa diberikan bank adalah layanan dasar. Namun jika nanti sudah berkembang ke 5G, bank dan nasabah melalui telko bisa berinteraksi misal melalui teknologi facial recognition, sehingga lebih aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com