Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Keberatan soal Lamanya Cuti Bersama, Ini Kata Mendag

Kompas.com - 20/04/2018, 21:49 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -  Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito mengatakan, dampak penambahan libur Lebaran terhadap pelaku usaha akan berbeda-beda. Ada yang diuntungkan, namun ada juga yang dirugikan.

"Pasti ada plus minus-nya. Kalau ritel dan jasa perhotelan pasti untung tapi kalau industri barang produktivitas pasti akan turun," ujar dia, di Kementerian Perdagangan, Kamis (20/4/2018).

Mendag meyakini pengusaha telah mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi terkait penambahan libur Lebaran, salah satunya dengan mempersiapkan tambahan produksi sebelum lebaran.

Sebelumnya, pengusaha merasa keberatan dengan tambahan cuti bersama tersebut.

Baca juga: Keberatan, Pengusaha Minta Pemerintah Perjelas SKB Libur dan Cuti Bersama

Juru Bicara Forum Lintas Asosiasi lndustri Makanan dan Minuman  (FLAIMM) Rachmat Hidayat mengatakan, penambahan libur Lebaran tersebut  pada industri makanan dan minuman paling terasa pada sektor distribusi.

"Ketika libur Lebaran kan juga diterapkan travel ban. Bayangkan kalau travel ban-nya terlalu panjang maka ini akan berpengaruh di sistem distribusi dan produksi kita," ujar Rachmat, Kamis (19/4/2018).

Dia menyebut, pelarangan melintas pada jalur-jalur tertentu itu akan berpengaruh terhadap proses distribusi bahan baku, bahan kemasan, keluar masuknya logistik, serta distribusi penjualan.

"Jadi kami mohon pemerintah agar lebih selektif dalam menentukan periode untuk melarang truk berlalu lalang dan melibatkan kami untuk memberi masukan," lanjut Rachmat.

Baca juga: Bos BEI: Soal Cuti Bersama, Kalau Bisa Protes Saya Maunya Protes

Sementara Ketua Umum Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan (ASPADIN) Rubijanto Pambudi memiliki pendapat yang berbeda. Perusahaan air minum kemasan menurut dia, sudah terbiasa dengan menurunnya produksi dan pendapatan ketika puasa dan Lebaran.

"Bukan hanya Lebaran saja kalau air minum, puasa juga pasti sudah turun. jadi ini hanya logika saja," ujarnya.

Rubijanto mengatakan, turunnya pendapatan hingga 30 persen selama Lebaran dan puasa adalah hal yang biasa.

"Kalau untuk distribusi, tahun ini kalau nggak salah kita masuk di kategori salah satu bahan pokok, jadi itu nggak masalah," ujarnya.

Kompas TV Keputusan Presiden yang menambah jumlah cuti hari Raya Idul Fitri tahun ini menjadi 10 hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com