JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito mengatakan, dampak penambahan libur Lebaran terhadap pelaku usaha akan berbeda-beda. Ada yang diuntungkan, namun ada juga yang dirugikan.
"Pasti ada plus minus-nya. Kalau ritel dan jasa perhotelan pasti untung tapi kalau industri barang produktivitas pasti akan turun," ujar dia, di Kementerian Perdagangan, Kamis (20/4/2018).
Mendag meyakini pengusaha telah mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi terkait penambahan libur Lebaran, salah satunya dengan mempersiapkan tambahan produksi sebelum lebaran.
Sebelumnya, pengusaha merasa keberatan dengan tambahan cuti bersama tersebut.
Baca juga: Keberatan, Pengusaha Minta Pemerintah Perjelas SKB Libur dan Cuti Bersama
Juru Bicara Forum Lintas Asosiasi lndustri Makanan dan Minuman (FLAIMM) Rachmat Hidayat mengatakan, penambahan libur Lebaran tersebut pada industri makanan dan minuman paling terasa pada sektor distribusi.
"Ketika libur Lebaran kan juga diterapkan travel ban. Bayangkan kalau travel ban-nya terlalu panjang maka ini akan berpengaruh di sistem distribusi dan produksi kita," ujar Rachmat, Kamis (19/4/2018).
Dia menyebut, pelarangan melintas pada jalur-jalur tertentu itu akan berpengaruh terhadap proses distribusi bahan baku, bahan kemasan, keluar masuknya logistik, serta distribusi penjualan.
"Jadi kami mohon pemerintah agar lebih selektif dalam menentukan periode untuk melarang truk berlalu lalang dan melibatkan kami untuk memberi masukan," lanjut Rachmat.
Baca juga: Bos BEI: Soal Cuti Bersama, Kalau Bisa Protes Saya Maunya Protes
Sementara Ketua Umum Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan (ASPADIN) Rubijanto Pambudi memiliki pendapat yang berbeda. Perusahaan air minum kemasan menurut dia, sudah terbiasa dengan menurunnya produksi dan pendapatan ketika puasa dan Lebaran.
"Bukan hanya Lebaran saja kalau air minum, puasa juga pasti sudah turun. jadi ini hanya logika saja," ujarnya.
Rubijanto mengatakan, turunnya pendapatan hingga 30 persen selama Lebaran dan puasa adalah hal yang biasa.
"Kalau untuk distribusi, tahun ini kalau nggak salah kita masuk di kategori salah satu bahan pokok, jadi itu nggak masalah," ujarnya.