BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Schneider

Kala Derasnya Urbanisasi Berpacu dengan Teknologi Digital...

Kompas.com - 24/04/2018, 09:01 WIB
Haris Prahara,
Dimas Wahyu

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Urbanisasi adalah fenomena lazim di dunia sekarang ini. Penduduk terus bermigrasi dan membuat kota semakin padat.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), jumlah penduduk perkotaan bisa mencapai 2,5 miliar jiwa pada 2050 mendatang. Dari angka tersebut, sedikitnya 90 persen penduduk berada di Asia dan Afrika.

Berkaca dari proyeksi itulah, sebuah kota selayaknya menyiapkan infrastruktur memadai sejak sekarang.

Kalau tidak, bukan mustahil daya dukung kota tak akan mencukupi. Indeks pembangunan manusia pun bisa stagnan, malah memburuk.

"Indonesia juga termasuk dalam negara yang tak lepas dari fenomena urbanisasi. Piramida penduduk Indonesia muda dan usia produktifnya besar," kata Country President Schneider Electric Indonesia Xavier Denoly dalam forum Innovation Summit 2018, di Jakarta, Rabu (18/4/2018).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai sedikitnya 250 juta orang dengan hampir 40 persennya merupakan generasi milenial produktif.

Xavier melanjutkan, dengan pertambahan penduduk yang diiringi peningkatan kualitas ekonomi, kota-kota Tanah Air akan semakin modern atau metropolis.

Seiring kota-kota yang terus berkembang ke arah modernisasi, teknologi digital pun ikut berubah cepat.

"Dunia kian lama kian digital. Segala sesuatunya mengarah pada pemakaian teknologi. Itu menjadi peluang untuk memberi perubahan bagi suatu kota," papar Xavier.

Perubahan yang dimaksud Xavier adalah memanfaatkan teknologi digital untuk aktivitas sehari-hari di perkotaan.

Misalnya menggunakan teknologi digital untuk mengatur operasional gedung bertingkat ataupun transportasi massal.

"Teknologi digital adalah sarana untuk meningkatkan konektivitas perkotaan sekaligus mengangkat kualitas hidup warganya," imbuhnya.

Di balik baiknya teknologi digital bagi tumbuhnya perkotaan, Xavier mengatakan, ada satu aspek yang perlu diantisipasi. Hal itu adalah potensi meningkatnya penggunaan energi.

Kebutuhan energi seluruh dunia diprediksi meningkat hampir dua kali lipat untuk kurun waktu 20 tahun ke depan.

Ilustrasi energiSHUTTERSTOCK Ilustrasi energi
"Karena itulah, kami (Schneider Electric) senantiasa berupaya mengembangkan teknologi yang ada. Misalnya dengan teknologi EcoStruxure," tuntas Xavier.

Melalui teknologi itu, manajemen energi dapat diatur secara mudah dengan berbasis teknologi digital.

Oleh karenanya, berbagai sendi aktivitas perkotaan dapat berjalan baik sekaligus hemat energi.


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com