Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CIPS: Harga Sapi Lokal Mahal Karena Rantai Distribusi Terlalu Panjang

Kompas.com - 24/04/2018, 10:00 WIB
Mutia Fauzia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bagian Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hizkia Respatiadi mengatakan penyebab mahalnya harga daging sapi lokal di Indonesia karena rantai distribusi yang terlalu panjang dan memicu munculnya biaya-biaya tambahan, seperti biaya transportasi.

Menurut dia, daging sapi lokal melewati tujuh hingga sembilan tahapan sebelum sampai di tangan konsumen.

"Proses distribusi dimulai dari peternak. Mereka menjual sapi mereka, langsung kepada pedagang setempat yang berskala kecil atau melalui tempat penggemukan sapi (feedlot) yang memberi makan sapi secara intensif untuk meningkatkan bobot sapi dan nilai jualnya,” jelas Hizkia melalui keterangan pers ke Kompas.com. 

Baca juga : Pasca Lebaran, Harga Daging Sapi Segar Rp 120.000 per Kilogram

Setelah itu, sapi dijual ke pedagang setempat dalam skala besar dengan menggunakan jasa informan untuk mendapatkan harga pasar yang paling aktual.

Tidak sampai di situ, proses penjualan sapi masih melalui penjualan di pedagang regional dan pedagang penampung ternak untuk kemudian di potong di Ruman Potong Hewan (RPH).

Lalu daging sapi yang dihasilkan dapat dijual langsung ke pedagang grosir berskala besar di pasar atau melalui tengkulak yang membantu pedagang di RPH untuk mendapatkan pembeli.

Tahapan selanjutnya adalah menjual daging sapi ke pedagang grosir berskala kecil. Merekalah yang menjual daging sapi ke pedagang eceran di pasar tradisional atau supermarket, sebelum akhirnya sampai di tangan konsumen.

Baca juga : Persoalan Rantai Distribusi Pangan yang Tak Mudah Diselesaikan

“Pemerintah memandang solusi untuk memotong rantai distribusi adalah dengan menyerahkan prosesnya ke badan-badan pemerintah. Padahal kalau pemerintah mau menangani semua proses distribusi daging sapi, maka pemerintah juga harus siap menanggung seluruh biaya terkait transportasi,” sebutnya.

CIPS memperkirakan rata-rata biaya transportasi rantai distribusi daging sapi di Indonesia adalah Rp 1.004,81 per kilogram.

Dengan perhitungan kebutuhan nasional yang mencapai 709.540 ton di tahun 2017, maka pemerintah harus menyiapkan uang sebesar Rp 713 miliar atau setara dengan 52,8 juta dolar AS untuk biaya transportasi yang menjangkau wilayah Indonesia.

“CIPS mendorong pemerintah untuk menyederhanakan regulasi dan tahapan terkait rantai distribusi daging sapi. Lebih penting lagi, kita perlu memanfaatkan perdagangan internasional melalui impor," tambah Hizika

Menurutnya, daging sapi impor memiliki jalur distribusi yang lebih pendek. Sehingga harga daging sapi internasional menjadi lebih murah dari daging sapi lokal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com