Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Total Dana Investasi Reksa Dana Masyarakat di Bareksa Rp 1 Triliun

Kompas.com - 24/04/2018, 16:00 WIB
Mutia Fauzia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bareksa Portal Investasi, perusahaan fintech dan portal finansial terintegrasi, berhasil mencatatkan total nilai dana masyarakat yang diinvestasikan melalui reksa dana sebesar Rp 1 triliun pada Selasa, (24/4/2018).

Nilai tersebut melonjak 17,6 persen dari Rp 850 miliar dalam waktu 15 hari pada Senin, (9/4/2018).

Sementara itu jika dibandingkan dengan periode Desember 2018 yang berhasil mencatatkan investasi reksa dana senilai Rp 450 miliar, angka itu melonjak 112 persen.

Co-Founder Bareksa Kareniya Dharmasaputra mengatakan, meningkatnya nilai dana masyarakat yang diinvestasikan melalui Bareksa karena beberapa inovasi kerja sama, seperti yang baru-baru ini dilakukan dengan PT Tokopedia (Tokopedia).

Baca juga : Tokopedia Gandeng Bareksa Sediakan Reksa Dana Online

Menurut dia, kenaikan jumlah investor reksa dana di Bareksa seiring tingginya minat masyarakat terhadap produk investasi. Untuk itu, Bareksa telah melakukan berbagai inovasi untuk menjawab kebutuhan masyarakat.

"Yang terbaru, kami telah meluncurkan kerja sama inovasi dengan Tokopedia di mana masyarakat bisa mencairkan reksa dananya di hari yang sama seperti tabungan," ujarnya melalui keterangan pers, Selasa (24/4/2018).

Sebelumnya, Bareksa juga melakukan kerja sama inovasi dengan PT Bukalapak dengan memberikan layanan Bukareksa kepada pelanggan Bukalapak.

Kerja sama dengan penyedia layanan mobile wallet DOKU (PT Nusa Inti Artha) juga dilakukan oleh Bareksa pada Agustus 2016 dengan memberikan tabungan reksa dana daring (dalam jaringan).

Baca juga : Bareksa Cetak 100.000 Investor Reksa Dana

 

Pada Agustus 2017, Bareksa pun bekerja sama dengan Mandiri e-cash untuk mempermudah pembayaran atau pembelian reksa dana.

Presiden Direktur Bareksa Portal Investasi Ady F Pangerang menambahkan faktor lain yang menjadi pendorong lonjakan minat masyarakat terhadap produk reksa dana di antaranya penurunan suku bunga acuan hingga kemudahan masyarakat membeli reksa dana.

"Sejak September 2017, suku bunga acuan BI turun jadi 4,25 persen dari sebelumnya 4,5 persen. Kondisi itu mendorong penurunan suku bunga deposito. Sehingga masyarakat mulai melirik alternatif investasi lain seperti reksa dana, ungkap Ady," jelasnya.

Sebagai informasi, melonjaknya nilai dana masyarakat yang diinvestasikan melalui Bareksa dibarengi dengan meningkatnya jumlah investor. Pada 24 April 2018 jumlah nasabah reksa dana di Bareksa mencapai 110.000, meningkat 10 persen dibandingkan 100.000 nasabah pada 9 April 2018, dan 73 persen dibandingkan dengan bulan Desember 2018 yang berjumlah 63.500 investor.

Sementara itu jika dibandingkan dengan jumlah investor reksa dana berdasarkan catatan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang berjumlah 619.380 investor, Bareksa telah membukukan 17 persen pasar reksa dana di Indonesia.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kinerja industri reksa dana yang diolah Bareksa, jumlah dana kelolaan (AUM) industri reksa dana per Maret 2018 tembus Rp 495,8 triliun atau naik 8,29 persen dibandingkan Desember 2017 sejumlah Rp 457,3 triliun. Jika dibandingkan Maret 2017 yang sebesar Rp350,6 triliun, maka jumlah dana kelolaan industri reksa dana melonjak 41,4 persen.

Kompas TV Beli Reksa Dana Via "Online"


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com