Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadiri Acara IMF, Menkeu Bahas Kenaikan Suku Bunga Hingga Teknologi

Kompas.com - 25/04/2018, 08:03 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membicarakan banyak hal saat menghadiri International Monetary Fund (IMF)-World Bank Spring Meetings 2018 di Washington DC, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri yang akrab disapa Ani itu turut membahas topik-topik strategis, mulai dari kenaikan suku bunga hingga dampak perkembangan teknologi terhadap tenaga kerja.

"Kami membahas kemungkinan risiko dengan kenaikan suku bunga di Amerika, kenaikan harga aset, dan kemungkinan perang dagang Amerika dengan RRT," kata Ani melalui keterangan tertulis yang diunggah di laman kemenkeu.go.id, Selasa (24/4/2018).

Selain itu, Ani juga membahas perkembangan dan inovasi di sektor keuangan seperti financial technology (fintech) sampai cryptocurrency.

Pembicaraan mengenai dua hal tersebut dikaitkan dengan seberapa jauh pengaruhnya terhadap stabilitas maupun perubahan kondisi keuangan di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Ani turut menyinggung dampak perubahan iklim dan bagaimana komitmen Indonesia mengurangi produksi karbon dioksida, terutama dalam kegiatan industri.

Dorongan pemerintah untuk hal tersebut diwujudkan dalam bentuk desain kebijakan ramah lingkungan dalam bidang energi, transportasi, serta pengelolaan kawasan hutan.

Lebih jauh lagi, Ani juga mendiskusikan pengaruh teknologi terhadap negara-negara berkembang dengan Pathway for Prosperity, lembaga bentukan Melinda Gates, istri pendiri Microsoft Bill Gates.

Pengaruh teknologi di negara-negara berkembang dalam diskusi tersebut disandingkan dengan daya saing tenaga kerja dan ketersediaan lapangan kerjanya.

"Negara-negara harus mulai dari sekarang memikirkan bagaimana mendesain sebuah kebijakan agar perubahan teknologi ini dianggap sebagai perubahan positif dan tidak mengancam kesejahteraan masyarakat, terutama kelompok pekerja dan kelompok miskin," tutur Ani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com