Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: BPJS Ketenagakerjaan Jangan Cuma Investasi di Deposito dan Surat Utang

Kompas.com - 25/04/2018, 11:48 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla berpesan agar BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya menginvestasikan dana kelolaannya di instrumen deposito dan surat utang.

Hal itu dikarenakan ada risiko inflasi serta nilai tukar yang sangat mempengaruhi kelanjutan investasi dua instrumen tersebut ke depan.

"Dari investasi, BPJS Ketenagakerjaan banyak di surat utang, deposito, itu bisa kalah kemudian dengan inflasi atau nilai tukar apabila kita tarik 10 sampai 20 tahun ke depan," kata Kalla saat membuka Seminar Nasional Ketenagakerjaan di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (25/4/2018).

Kalla menjelaskan, BPJS Ketenagakerjaan punya kesamaan yang mendasar dengan lembaga asuransi. Bila dilihat secara umum, lembaga asuransi yang bertahan dan memiliki keberlanjutan atau sustainability yang baik di Indonesia kebanyakan yang berasal dari luar negeri.

Lembaga asuransi dari Indonesia juga banyak, namun yang membedakan dengan lembaga asuransi asing adalah kemampuan menginvestasikan dana para pesertanya. Lembaga asuransi asing banyak investasi di instrumen jangka panjang yang memberi keuntungan, baik bagi perusahaan maupun pesertanya.

"Selalu kelemahan kita ialah bagaimana investasi dana yang ditarik itu sehingga timbul kelanjutan dan penjaminan masa depan," tutur Kalla.

Kalla memandang, BPJS Ketenagakerjaan bisa mengalokasikan investasi di sektor properti. Hal ini sejalan dengan fakta di lapangan, di mana masih minimnya perumahan untuk buruh, sementara lokasi industri terus bertambah.

"Bagaimana menginvestasi ini untuk jangka panjang tetapi bermanfaat juga untuk tenaga kerja," ujar Kalla.

Contoh investasi jangka panjang sekaligus bermanfaat bagi tenaga kerja, menurut Kalla, dengan membangun rumah susun sederhana sewa khusus untuk buruh. Dengan investasi pada pembangunan rusunawa, para buruh bisa tinggal di sana yang lokasinya lebih strategis dekat dengan tempat kerja, serta di sisi lain investasi pengusaha juga terjamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com