Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Morotai Curhat soal Harga BBM yang Naik Lagi

Kompas.com - 25/04/2018, 21:34 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

MOROTAI, KOMPAS.com - Bupati Morotai Benny Laos menceritakan kegalauannya terkait harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Morotai yang menjadi mahal meski telah ada kebijakan satu harga.

Menurut Benny selama 10 bulan dia menjabat, telah terjadi kenaikan harga minyak tanah, premium dan solar. Minyak tanah di rentang Rp 6.000 hingga Rp 7.000, sedangkan premium dan solar mencapai rentang Rp Rp 12.000

"Masalahnya di Morotai tidak ada agen yang menangani langsung, saya juga tidak bisa mengontrol harga mereka jika menjual di atas batas,'' ujarnya saat bincang dengan Kompas.com di kediamannya, Selasa (24/4/2018) malam.

Benny mengatakan, di Morotai terdapat 7 sub agen yang menyalurkan BBM ke pengecer. Selain itu ada juga Agen Penjualan Minyak Solar (APMS) yang menjual BBM untuk umum.

Baca juga: Jadi Plt Dirut Pertamina, Nicke Fokus Jaga Pasokan BBM

Namun menurut dia, masih ada kendala dalam hal kuota dan jalur distribusi. Kendala tersebut berupa masuknya BBM lain dari agen di Tobelo yang dijual dengan harga lebih mahal dari seharusnya dan mengganggu pasar.

"Distribusi mesti dibereskan dan kuotanya dibereskan. Kalau sekarang, nelayan beli bensin untuk melaut jadi lebih mahal, akibatnya harga ikan kami juga jadi lebih makan. Padahal di sini lumbung ikan," ujarnya.

Mediasi Kemenko Kemaritiman

Asisten Deputi Bidang Sumber Daya Energi, Mineral, dan Non Konvensional, Kementerian Kooordinator Kemaritiman, Amalyos Chan telah mendengar sendiri keluhan yang disampaikan oleh Bupati Morotai Benny Laos.

Amalyos mengatakan bahwa instansinya akan mengumpulkan seluruh pemangku kepentingan untuk membicarakan solusi yang tepat. Harapannya, bukan hanya masalah harga yang kembali normal, tapi juga bisa membuat kuota BBM yang disalurkan ke Morotai jadi tepat sasaran.

"Kalau penunjukkan agen oleh Bupati itu tidak ada landasannya di undang-undang, meskipun untuk ketepatan kontrol di daerah. Tapi solusi untuk masalah distribusi atau kuotanya nanti akan kami bicarakan bersama pihak-pihak terkait," ujarnya saat bincang dengan Kompas.com, Rabu (25/4/2018).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com