Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersiaga Hadapi Gejolak Pasar Saham

Kompas.com - 26/04/2018, 14:50 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar saham Tanah Air meriang lagi. Dalam tiga hari belakangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 3,62 persen menjadi 6.079,85. Pada periode tersebut, nilai kapitalisasi pasar bursa turun Rp 254 triliun.

Dana asing juga terus hengkang dari pasar modal. Dalam sepekan, net sell investor asing sudah mencapai Rp 3,65 triliun. Aksi beli investor domestik pun tidak mampu menahan penurunan IHSG.

IHSG masih tertekan sentimen luar, terutama kenaikan yield US Treasury. Kemarin, per pukul 17.00 WIB, yield US Treasury mencapai 3,02 persen, tertinggi dalam empat tahun terakhir. Hal ini mengonfirmasi potensi naiknya suku bunga AS.

Mengutip Kontan.co.id, Kamis (26/4/2018), Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar mengatakan, kondisi ini membuat investor asing mengalihkan dananya ke pasar AS, ketimbang ke emerging market.

Selain itu, pelaku pasar mengkhawatirkan kemungkinan Bank Indonesia menaikkan suku bunga untuk mengatasi pelemahan rupiah.

Kabar yang beredar di pasar, BI sudah menghabiskan lebih dari 2 miliar dollar AS dalam tiga hari terakhir. Namun, upaya itu belum mempan memulihkan stamina rupiah ke level yang dinilai normal.

Oleh karena itu, muncul spekulasi bahwa BI akan menaikkan suku bunga. Di mata pasar, menaikkan suku bunga saat ini bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi.

Dalam jangka pendek, sentimen ini masih akan mewarnai gerak IHSG. Bahkan, Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra menilai IHSG bisa tersungkur ke bawah level support 6.000.

Menurut dia, tekanan IHSG cukup masif, dengan menembus di bawah moving average (MA) 200. Level terendah di tahun ini sudah terkonfirmasi, yakni di 6.070. Indikator MACD juga sudah dead cross. Ini jadi sinyal negatif kalau IHSG bisa turun lagi.

Aditya memprediksi IHSG masih turun sepekan ke depan. Bila turun ke bawah 6.000, Aditya menilai, IHSG baru bisa rebound di awal semester kedua. "Ini kalau didukung data-data positif dari dalam negeri," ujar dia.

Dalam jangka panjang, level support IHSG ada di 5.960. Jika tembus, IHSG bisa menguji support baru di 5.840 dengan resistance 6.350.

William masih optimistis IHSG tak akan turun ke bawah 6.000. Secara psikologis, pasar akan mencoba menjaga IHSG agar tak tembus level 5.900. Lantaran itu, William menilai ini saatnya masuk bluechip yang valuasinya sudah murah, seperti BBRI dan HMSP.

Tapi, Aditya menyarankan investor sabar dan tidak gegabah. Dia menyarankan investor wait and see hingga tren penurunan IHSG selesai.

Apalagi rupiah masih terus tertekan. Karena itu, investor perlu menunggu data bagus dari dalam negeri yang bisa mengonfirmasi penguatan IHSG. (Agung Jatmiko)


Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Lebih baik siaga hadapi gejolak pasar saham

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com