Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Hanya Nikmati 10 Persen dari Nilai Perdagangan Kopi Global

Kompas.com - 26/04/2018, 18:59 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia. Kenyataan itu tak serta merta membuat Indonesia memperoleh pendapatan besar dari sektor kopi tersebut.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan bahwa produksi kopi di dunia itu nilainya mencapai 24 miliar dollar AS dengan harga kopi pada tingkat konsumsi mencapai 240 miliar dollar AS.

"Tetapi hanya 10 persen saja yang diperoleh negara penghasil kopi seperti Indonesia, Vietnam, Brasil, dan Kolombia," ucap Darmin saat peluncuran buku peta jalan kopi berjudul Arah Kebijakan Kopi Indonesia Menghadapi Tantangan Kompetisi, Perubahan Iklim, dan Kondisi Kopi Dunia di Graha Sawala, Gedung Ali Wardhana, Jakarta, Kamis (26/4/2018).

Kecilnya perolehan Indonesia dan negara penghasil kopi lainnya bukanlah tanpa alasan. Darmin menjelaskan bahwa selama ini negara-negara penghasil kopi hanya berhasil mengolah hasil panen menjadi biji kopi.

"Kopi kalau sudah di-roaster tidak tahan lama. Akibatnya lahir situasi kita hanya hasilkan dan mengeringkan dan negara maju yang mengolah lebih banyak jadi bubuk kopi dengan berbagai teknologi yang sudah maju," terang Darmin.

Hal itu kemudian dirasa Darmin tak cukup adil mengingat potensi besar yang dimiliki oleh Indonesia dalam urusan produksi kopi, yakni 500 kilogram per hektarnya.

Di sisi lain, Darmin juga mengeluhkan soal kemampuan Indonesia dalam menghasilkan kopi tersebut. Dari total luas lahan kopi yang 1,2 juta hektar, produksi 500 kilogram per hektar masih jauh dari kata maksimal.

Pasalnya, Vietnam saat ini tercatat sanggup menghasilkan 2,7 juta ton kopi per hektar dengan total luas kebun kopi hanya 630 ribu hektar. Itulah mengapa Indonesia hanya menempati peringkat empat sebagai negara penghasil kopi terbesar di dunia di belakang Brasil, Vietnam, dan Kolombia.

"Untuk itu pemerintah berupaya untuk menggerakan kepedulian lebih terhadap kopi dengan cara mengembangkan bibit kopi dengan baik, melakukan penanaman bibit kopi yang tepat untuk jenis tertentu sesuai dengan keadaan wilayah di Indonesia, dan memperbaiki produktivitas kopi melalui buku Roadmap Kopi," sambung Darmin.

Buku "Roadmap Kopi" ini juga disusun untuk mengumpulkan informasi yang komprehensif terkait kondisi kopi secara domestik maupun global.

Buku tersebut mengupas tentang seluk beluk dunia kopi dari hulu ke hilir hingga strategi yang perlu dilakukan guna mengembangkan potensi kopi Indonesia.

Darmin menambahkan, informasi lainnya yang dipaparkan dalam buku ini adalah potensi, tantangan, dan strategi kebijakan jangka pendek hingga panjang pemerintah dalam merespons perkembangan komoditas kopi.

"Saya berharap kehadiran buku ini juga menjadi gambaran atas kondisi sebenarnya dari komoditas kopi di Indonesia guna bersaing di masa mendatang," tandas Darmin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com