Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lika-Liku Produksi Kopi Indonesia dan Strategi Meningkatkan Produktivitasnya

Kompas.com - 27/04/2018, 10:15 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Produksi kopi di Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia. Namun Indonesia dinilai masih belum punya arah jelas dalam pengembangan kopi guna meningkatkan hasil produksinya.

Produktivitas kopi Indonesia yang memiliki lahan perkebunan 1,2 juta hektar masih kalah dibanding Vietnam yang hanya memiliki luas kebin kopi 630.000 hektar. Produksi kopi Indonesia 500 kilogram kopi per hektar sementara di Vietnam 2,7 juta ton kopi per hektar. 

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution pun menyayangkan hal tersebut lantaran saat ini kopi telah menjadi komoditas penting di tengah masyarakat.

Dia menyayangkan banyaknya gerai kopi lokal yang ternyata tak bisa mendorong meningkatnya hasil produksi kopi dalam negeri.

Hal ini diungkapkan Darmin saat meluncurkan buku peta jalan kopi berjudul Arah Kebijakan Kopi Indonesia Menghadapi Tantangan Kompetisi, Perubahan Iklim, dan Kondisi Kopi Dunia di Graha Sawala, Gedung Ali Wardhana, Jakarta, Kamis (26/4/2018).

Baca juga : Investor Asal Amerika Lirik Kopi Bondowoso

Menurut dia, Indonesia semestinya bisa mengungguli produksi kopi negara penghasil kopi lainnya seperti Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Saat ini Indonesia hanya berada di posisi empat penghasil kopi terbesar di dunia di belakang Brasil, Vietnam, dan Kolombia.

"Untuk itu pemerintah berupaya untuk menggerakan kepedulian lebih terhadap kopi dengan cara mengembangkan bibit kopi dengan baik, melakukan penanaman bibit kopi yang tepat untuk jenis tertentu sesuai dengan keadaan wilayah di Indonesia, dan memperbaiki produktivitas kopi melalui buku Roadmap Kopi," jelas Darmin.

Produksi kopi di Indonesia memang cukup besar, pun halnya dengan negara lain seperti Brasil, Vietnam, dan Kolombia.

Namun demikian, hal itu tak serta merta membuat Indonesia dan tiga negara lainnya tersebut mendapatkan perolehan pendapatan yang besar atas produksi kopinya.

Baca juga : Indonesia Tak Punya Strategi Jelas untuk Meningkatkan Produksi Kopi

Darmin menjelaskan, produksi kopi di dunia itu nilainya mencapai 24 miliar dollar AS dengan harga kopi pada tingkat konsumsi mencapai 240 miliar dollar AS.

"Tetapi hanya 10 persen saja yang diperoleh negara penghasil kopi seperti Indonesia, Vietnam, Brasil, dan Kolombia," ucap Darmin.

Kecilnya perolehan Indonesia dan negara penghasil kopi lainnya bukanlah tanpa alasan. Darmin menjelaskan bahwa selama ini negara-negara penghasil kopi hanya berhasil mengolah hasil panen menjadi biji kopi.

"Kopi kalau sudah di roaster tidak tahan lama. Akibatnya lahir situasi kita hanya hasilkan dan mengeringkan dan negara maju yang mengolah lebih banyak jadi bubuk kopi dengan berbagai teknologi yang sudah maju," terang Darmin.

Siapkan strategi

Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan produksi kopi Indonesia mengalami peningkatan sebesar 6,3 persen. Pemerintah memprediksi bakal ada lesatan konsumsi kopi domestik dalam beberapa tahun mendatang.

Baca juga : Indonesia Hanya Nikmati 10 Persen dari Nilai Perdagangan Kopi Global

Halaman:



Terkini Lainnya

Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com