Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telkom Urungkan Niat Cari Pendanaan Jumbo

Kompas.com - 28/04/2018, 18:59 WIB
Aprillia Ika

Editor

Sumber

KOMPAS.com - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom membatalkan rencana mencari pinjaman 1 miliar euro atau sekitar Rp 16,7 triliun. Pasalnya, Telkom membatalkan rencana akuisisi salah satu perusahaan.

Hal itu disampaikan Harry M Zen, Direktur Keuangan TLKM, di Jakarta, Jumat (27/4/2018). "Pinjaman yang direncanakan, kami putuskan untuk dibatalkan," ujar dia.

Sebelumnya, TLKM disebut-sebut akan memberikan fleksibilitas kepada pihak kreditur, dalam bentuk tenor pinjaman satu tahun atau tiga tahun.

Dana sebesar itu awalnya akan digunakan untuk keperluan akuisisi. Namun, rencana akuisisi itu batal. "Mereka tidak cocok dengan harga tawaran kami, jadi batal," ujar Harry.

Baca juga : Telkom Anggarkan Belanja Modal Rp 30 Triliun

Dia belum bersedia merinci berapa nilai akuisisi dan perusahaan mana yang menjadi target akuisisi. "Justru karena batal, makanya tidak kami umumkan," imbuh dia.

Meski batal, TLKM tetap mencari cara untuk mengakuisisi perusahaan lain. Hal ini demi memperbesar bisnis perusahaan ini, terutama di segmen digital. Setidaknya, ada 10 rencana akuisisi yang dibidik. Beberapa diantaranya sudah terealisasi.

Salah satunya akuisisi yang dilakukan melalui anak usahanya, PT Multimedia Nusantara (Telkom Metra). Anak usaha TLKM tersebut mengakuisisi 51 persen saham PT Swadharma Sarana Informatika (SSI), perusahaan penunjang jasa keuangan.

Sebelumnya, TLKM juga mengakuisisi Cellum Global Zrt. Nilai akuisisinya 6 juta dollar AS. "Untuk Cellum sudah closing Maret lalu," imbuh Harry.

Baca juga : Telkom Bagikan Dividen Rp 16,6 Triliun

Sembari menanti beberapa akuisisi lainnya terealisasi, TLKM tetap meneruskan ekspansi organik. Perusahaan ini menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 32 triliun. Dana itu setara dengan 25 persen pendapatan TLKM periode 2017, Rp 128,25 triliun.

Sebesar 50 persen capex akan digunakan untuk segmen mobile. Lalu, sekitar 30 persen untuk fix broadband indihome. Sementara sisanya digunakan untuk kebutuhan lain-lain.

Saham Prospektif

Kiswoyo Adi Joe, Kepala Riset Narada Kapital Indonesia, sebelumnya menilai saham TLKM masih tetap prospektif meski hanya mempertimbangkan ekspansi organiknya saja. Peluncuran satelit Telkom 4 bakal menjadi pemoles kinerja perusahaan ini.

Satelit senilai 190 juta dollar AS itu akan disewakan untuk kebutuhan domestik. Sedangkan 24 transponder dipasarkan untuk India. "Satelit Telkom 4 dapat meningkatkan pendapatan dan laba bersih TLKM dari penyewaan transponder," ujar Kiswoyo dalam riset 18 April lalu.

Baca juga : Saham Telkom dan Astra Internasional Dinilai Masih Layak Dikoleksi

Pendapatan dan laba bersih TLKM juga diprediksi akan meningkat selama masa lebaran. Hal ini terjadi karena kenaikan kebutuhan penggunaan telepon dan data seluler sepanjang bulan Ramadan.

Dia memprediksi, TLKM akan memberikan return on equity (ROE) sebesar 20 persen hingga akhir tahun nanti. Atas dasar tersebut, Kiswoyo merekomendasikan buy saham TLKM. Ada pun target harganya Rp 4.950. Kemarin, saham TLKM naik 80 poin ke level Rp 3.730 per saham. (Dityasa H Forddanta)

Berita ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Telkom membatalkan rencana pinjaman € 1 miliar pada Jumat (27/4/2018)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com