Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadin: Tenaga Kerja Asing Masuk Indonesia Harus Punya "Skill"

Kompas.com - 02/05/2018, 15:56 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
—Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Konstruksi dan Infrastruktur, Erwin Aksa mengaku tak mempermasalahkan masuknya tenaga kerja asing (TKA) ke Indonesia, selama tidak berarti TKA serta-merta sembarangan bekerja di sini.

"Pengusaha Indonesia membutuhkan TKA yang memiliki skill untuk ditempatkan di posisi tertentu. Baru menjadi masalah jika para TKA ini adalah dari un-skill labors," ujar Erwin di Menara Kadin Indonesia, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (2/5/2018).

Erwin mengatakan, sebaiknya tenaga kerja asing ditempatkan di posisi di mana tenaga kerja Indonesia tak memiliki kemampuan di situ. Selain itu, dia mengaku mewaspadai fakta bahwa sebagian besar TKA yang masuk ke Indonesia ternyata tidak memiliki keterampilan.

Baca juga: Pemerintah Diminta Perketat Pengawasan Tenaga Kerja Asing

"Jika memang ada sinyalemen dengan sangat banyaknya TKA ilegal, inilah yang tidak boleh ada dan mesti ditertibkan di Indonesia," kata Erwin.

Erwin menambahkan, Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing menyebutkan pula soal kemudahan TKA masuk ke Indonesia.

Ia berharap, jangan sampai kemudahan itu justru melonggarkan pengawasan terhadap TKA sehingga makin banyak gelombang pekerja asing ke Indonesia.

"Yang benar adalah yang bekerja untuk added value untuk Indonesia, bukan pekerja kasar dan mereka kerja yang harusnya dikerjakan tenaga kerja Indonesia tapi dikerjakan TKA. Kita harus hati-hati," kata Erwin.

Erwin meminta pemerintah lebih merinci siapa saja TKA yang bisa bekerja di Indonesia. Tak bisa dipungkiri, bangsa ini memerlukan investor untuk membantu pembangunan di bidang infrastruktur.

Sering kali, lanjut Erwin, mereka berusaha mendapat profit maksimal dengan mengusahakan penggunaan sumber daya dari negara asalnya, termasuk tenaga kerja. 

"Tidak semua TKA jelek. Kita sering butuh TKA untuk mengerjakan perbaikan mesin tertentu. Tapi mereka sering kali terganjal visa dan lain-lain," kata Erwin.

Di sisi lain, kata Erwin, jika penggunaan tenaga kerja asing terlalu longgar maka bisa menimbulkan permasalahan besar di kemudian hari.

"Ini memang harus dilakukan kerja sama antara asosiasi tenaga kerja ahli di China dan di sini," kata Erwin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com