Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Batubara Tembus 100 Dollar AS Per ton

Kompas.com - 03/05/2018, 08:05 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga komoditas batubara terus melaju. Masih tingginya tingkat permintaan dari negara-negara Asia menopang harga, di tengah sentimen pengurangan pemakaian batubara sebagai bahan baku pembangkit listrik di sejumlah negara maju.

Mengutip Kontan.co.id, Kamis (3/5/2018), data Bloomberg menunjukkan harga batubara kontrak pengiriman Juni 2018 di ICE Futures Exchange menguat 1,93 persen ke level 100,10 dollar AS per metrik ton pada Selasa (1/5/2018). Penguatan harga tersebut seakan menampik prediksi bahwa batubara akan sulit menembus level 100 dollar AS dalam jangka menengah ini.

Analis PT Asia Tradepoint Futures, Deddy Yusuf Siregar berpendapat, penguatan harga batubara didukung oleh tingkat permintaan yang masih terjaga.

"Terutama permintaan dari Asia karena sekitar 70 persen pembangkit listriknya masih menggunakan bahan baku batubara," ujar Deddy, Rabu (2/5/2018).

Menurut Deddy, jumlah pembangkit listrik berbahan baku batubara di Asia justru bertambah dari tahun lalu yang baru sekitar 50 persen. Di Korea Selatan juga sedang terjadi offline pada 40 persen pembangkit listrik bertenaga nuklir. Akibatnya, penggunaan batubara jadi semakin bertambah.

Sementara dari China, ada sentimen positif pasca dirilisnya data PMI Manufaktur Caixin yang berada di level 51,5, atau lebih tinggi dari ekspektasi di level 50,9.

"Kenaikan indeks tersebut menunjukkan perkembangan aktivitas industri dan pabrik yang kemudian dapat mendorong naik harga komoditas," papar Deddy.

Tingginya kebutuhan batubara juga terlihat di India. Pada April lalu, produksi batubaranya naik 17 persen menjadi 44,84 juta ton. Begitu pula dengan pengiriman batubara yang naik 12,5 persen menjadi 50,97 juta ton. Deddy menilai, hal ini wajar terjadi lantaran India perlu memenuhi kebutuhan batubara domestik yang tinggi.

"India tentu saja lebih baik memaksimalkan kapasitas produksi dalam negeri, ketimbang harus impor dari negara produsen lain," ujarnya.

Wahyu Tribowo Laksono, analis Central Capital Futures, berpendapat, harga batubara juga mendapat sokongan dari tren harga minyak mentah masih tinggi. Selain itu, ia juga cukup optimistis tingkat permintaan dari China masih akan stabil.

"Meskipun China tengah mengupayakan kebijakan ramah lingkungan dan mengalihkan bahan baku, prosesnya masih butuh waktu panjang," imbuh Wahyu.

Wahyu memprediksi saat ini harga batubara sedang kembali mencoba menembus level tertinggi baru di  102-104 dollar AS per metrik ton.

"Namun, dengan kondisi dollar Amerika Serikat yang masih tinggi, tampaknya level tersebut akan susah dicapai," ujarnya. (Grace Olivia)

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Harga batubara tembus level US$ 100


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com