JAKARTA, KOMPAS.com—Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Suprajarto mengklaim nasabah BRI terus bertambah kendati beberapa waktu lalu terdapat nasabah yang sempat menjadi korban kejahatan skimming atau pencurian data nasabah.
Suprajarto bahkan mengaku terkejut dengan pertambahan nasabah tersebut, mengingat kejahatan skimming itu antara lain menimpa puluhan nasabah BRI di Kediri, Jawa Timur.
"Pertumbuhan nasabah cukup besar akhir-akhir ini. Setelah terjadi skimming malah lebih besar dari pertumbuhan sebelumnya. Ini surprise buat saya dan manajemen," ujar Suprajarto di Gedung BRI I Jakarta, Kamis (3/5/2018).
Menurut dugaan Suprajarto, bertambahnya nasabah BRI tersebut karena perusahaannya serius menangani kejadian skimming sehingga membuat publik percaya dengan BRI.
Baca juga: BRI Utamakan Penggantian ATM Nasabah yang Terindikasi Kena Skimming
"Jadi dengan penangkapan bule-bule dan orang Indonesia yang menjadi pelaku skimming itu memberikan kepercayaan ke masyarakat kalau kami serius menangani itu," sambung Suprajarto.
Selain itu, lanjut Suprajarto, nasabah BRI di akar rumput saat ini masih sangat besar dan itu menjadi pasar milik BRI. Jaringan bank ini bisa dibilang yang paling luas menjangkau sampai ke wilayah pelosok Indonesia.
Kendati demikian, Suprajarto enggan menyebutkan berapa persen pertumbuhan nasabah BRI pasca-kejadian skimming itu.
"Yang jelas saat ini kami punya 70 juta nasabah dan 25.000 ATM yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia," sebut dia.